Archive for 2014

THE PROTECTOR (EPISODE 6 : SISI LAIN RAHEEM)

Jumat, 26 September 2014
Posted by Mr. Benz

“Sepertinya aku tak punya pilihan lain selain menggunakan Azwad untuk membinasakan sampah – sampah seperti kalian,” kotak emas berisi Azwad kini terbuka di depan mata Dasim. “Aku akan membebaskan semua dosa manusia yang di dalam batu ini dan aku akan menjadi kuat karenanya sekaligus tak terkalahkan.”

“Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang sangat melelahkan dan panjang,” kata Omar. “Sepertinya begitu,” Thea menimpali. Dengan hanya menggerakkan kedua tangannya, Dasim membuat batu – batu Azwad melayang dan memancarkan kilatan – kilatan cahaya berwarna hitam kebiruan. Tanah bergetar dengan kencang seperti sedang terjadi gempa yang diikuti dengan retakan di sana – sini. Sementara sebagian tanah yang lain terkelupas. Tak berhenti sampai di situ. Langitpun mendadak gelap dan petir menyambar.

Sesuatu yang sangat mengagetkan Raheem dan teman – temannya adalah ketika Dasim membuka jubahnya. Tubuhnya tak sepenuhnya tubuh seorang manusia. Tubuhnya lebih mirip mesin yang tercangkok di antara gumpalan daging. Sebuah jantung yang terbungkus membran transparan terdapat di bagian kiri dadanya. Bergeser ke bagian tengah dada, terdapat rongga berbentuk bulat dengan puluhan kabel yang terhubung ke tiap bagian tubuhnya.

Azwad bergerak perlahan dan masuk ke rongga ini dan tersegel. Energi yang berasal dari kumpulan dosa miliaran manusia mengalir di dalam kabel – kabel dan menstimulus perubahan genetis pada DNA di dalam sel – sel tubuh. Jaringan baru mulai bermunculan dari tubuh Dasim. Diawali munculnya dua pasang tangan baru di punggung dan di pinggang, ekor bercabang tiga yang memancarkan api, dan puncaknya adalah kepala Dasim terbelah dan dari dalamnya muncul kepala baru dengan volume otak yang lebih besar dan memanjang ke belakang. Otak ini dilindungi oleh semacam cairan bening dan kental seperti janin di dalam rahim yang dilindungi oleh air ketuban. Sementara itu, dia tidak memiliki mata namun memiliki mulut yang lebarnya mendekati lubang telinga dengan gigi yang besar dan tajam. Air liur sesekali menetes dari sana. Angggota tubuh tangan dan kaki yang semula memiliki lima jari, kini berubah hanya memiliki tiga jari.

“Ukh,..monster yang sangat jelek,” Raheem merasa jijik. “ Lebih jelek dari Ghorqod aku kira,” Thea menimpali.

“Oh, aku merasa sangat berbeda sekarang. Jauh lebih kuat dari sebelumnya ha..ha..ha!” Dasim melihat ke sekujur tubuhnya. “Hm, aku ingin mencoba seberapa dahsyat kekuatanku.”

Kepalanya bergerak melihat ke sekeliling. Pandangannya terhenti ke sebuah bukit besar di belakang Raheem. Dengan hanya menggerakkan tangan secara vertikal, Dasim mampu membelahnya menjadi dua. Betapa terkejutnya Raheem mendengar suara gemuruh dari bukit di belakangnya. Kini, Raheem hanya mampu melihat ruang kosong tanda tidak ada satupun yang tersisa. “Mengerikan,” kata Omar singkat.

“Hari ini aku menantangmu!” Dasim mengarahkan jari telunjuknya ke arah muka Omar. “Dan biarkan Ifridz dan Kichiro yang meladeni kedua anak itu.Kalian berdua, bawa anak – anak itu pergi dari sini dan habisi mereka dengan tanpa ampun.”

Kaki tangan Dasim yang sebenarnya kakak adik itu menghilang layaknya angin dan muncul tiba – tiba di depan Raheem dan Thea. Belum selesai keterkejutan mereka, Ifridz dan Kichiro sudah membawa mereka pergi entah ke mana dan meninggalkan Omar sendirian.” Sekarang, hanya tinggal kau dan aku. Akan segera kukirim dirimu ke akhirat untuk yang kedua kalinya dan aku pastikan kali ini aku tak akan gagal,” sepertinya Dasim masih memendam kekesalannya setelah Omar berhasil menipunya dengan berpura – pura mati.

----*****----

Sementara itu, di sebuah padang pasir yang tidak begitu jauh dari lokasi pertarungan antara Omar dan Dasim, Raheem dan Thea bersiap menghadapi Ifridz dan Kichiro. “Setelah ini , kami akan memperlihatkan sesuatu yang menarik pada kalian,” kata Kichiro. Sebuah botol berukuran mini berisi cairan berwarna biru kini berada di tiap genggaman Ifridz dan Kichiro. Kakak beradik itu lantas meminumnya dan sesuatu terjadi. Tubuh mereka mendadak perlahan – lahan mencair dan bersatu. Cahaya yang terang benderang muncul dari percampuran ini dan membuat silau setiap mata yang melihatnya. Dari dalamnya perlahan muncul sesosok pribadi yang berbeda.

Raheem dan Thea dapat merasakan hawa kekuatan yang sangat dahsyat. Mereka terpaksa melindungi wajah mereka dengan tangan akibat terpaan angin kencang yang bercampur dengan hawa panas. “Perkenalkan, namaku adalah Lock Man. Gabungan dari nama asli kami berdua, Wenlock dan Mandevill. Nama asli kami sendiri jika di tafsirkan menjadi ‘we – unlock – man – devil’ yang bila diartikan kurang lebih ‘kami membebaskan manusia iblis’ dan perwujudannya bisa kalian lihat sekarang.”

Wujud Lock Man adalah iblis bermata satu dengan mata yang lebar hingga memenuhi hampir seluruh wajahnya. Di dahinya terdapat gambar segitiga piramida berwarna kuning keemasan. Turun ke bagian badan, separuh badannya berwarna hitam dan sebagian yang lain berwarna merah. Di bagian dada, terdapat percikan api kecil berwarna biru. Ciri khasnya saat bertempur melawan musuh adalah selalu membawa tongkat emas yang ujungnya bergambar bintang hexagon dan di tengahnya terdapat sebuah lingkaran.

“Baiklah, sebaiknya pertarungan ini dimulai saja,” Lock Man melepaskan genggaman dari tongkat emasnya. Kemudian, tongkat ini bergerak sendiri dan berhenti persis sejajar dengan tubuhnya. Suara mendesis terdengar dari mulutnya saat ia mengucapkan mantra. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dilakukannya dengan tongkat emas tersebut.

“Apa yang akan dia lakukan?” Raheem bertanya pada Thea. “Aku sendiri tidak tahu. Aku belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya,” Thea menjawab. “Bersiaplah untuk menghadapi iblis – iblis peliharaanku dari Dunia Kegelapan,” Lock Man tersenyum menyeringai. Sebuah lubang hitam muncul dari lingkaran tongkat emasnya. Semakin lama lubang hitam ini semakin membesar dan dari dalamn berterbangan banyak iblis dengan wajah yang menyeramkan. Mereka terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi ke arah Raheem dan Thea.

Dua iblis berhasil menangkap Thea dan membawanya terbang tinggi. “Ah, Raheem tolong!!,” Thea menjerit di atas sana. Semuanya serasa terbalik sekarang. Thea yang seharusnya menjadi penjaga dan pelindung Raheem malah tak berdaya.”Thea!!,”Raheem menyesal karena kalah cepat dengan mereka.

Nasib Raheem tidak berbeda jauh. Bahkan, lebih parah. Segerombolan iblis menerjang tubuh Raheem dan menyebabkannya tergolek tak berdaya di antara reruntuhan tebing. Thea sendiri di atas ketinggian sempat melihat kejadian ini. Namun ,hal yang tak terduga tiba – tiba terjadi. Dua bongkah batu besar menghantam tubuh para iblis yang membawa Thea dan mengakibatkan mereka bertiga terjatuh. Beruntung bagi Thea. Ada sesuatu yang menangkap tubuhnya dan menyelamatkannya yang ternyata adalah sang gorila. Untuk beberapa lama gorila berlari dan melompat di antara tebing sebelum mendaratkannya.

Setelah berhasil mendarat, Thea segera turun dari genggaman sang gorila dan berlari menuju tempat Raheem tertimbun reruntuhan. Ketika berlari inilah, Thea merasakan sesuatu yang aneh dari balik reruntuhan dan berhenti seketika. Ia tidak berani lagi melanjutkan niatnya. Benar saja, reruntuhan ini bergerak berulang kali namun dengan gerakan yang tidak biasa karena diiringi munculnya cahaya dengan sensasi yang aneh. Cahaya ini terasa tidak menyilaukan mata akan tetapi di sisi lain terasa menyejukkan dan menentramkan batin.

” Inikah yang disebut dengan aura itu? ,” Thea membatin.

Cahaya ini semakin lama semakin terang dengan warna yang beraneka ragam. Thea merasakan hawa yang berbeda bila dibandingkan hawa milik Lock Man karena dia merasakan kekuatan yang jauh lebih kuat dan positif. Dari balik cahaya muncul Raheem yang penampilannya sungguh berbeda dari sebelumnya.

Matanya merah menyala dan rambutnya terlihat kaku – tajam. Cahaya matahari membuatnya berkilau seperti cahaya yang memantul pada sebongkah logam. Pada dahinya terikat sehelai kain dan bajunya berkerah tinggi yang membuat bibir hitamnya tak terlihat. Raheem melihat ke sekujur tubuhnya. “Sebaiknya kamu pergi sejauh mungkin dan berlindung ke tempat yang aman,” kalimat itu dia ucapkan seraya berlalu tanpa memandang sedikitpun ke arah Thea.

“Kamu tidak bisa melakukan itu padaku,” Thea protes. Protes itu dijawabnya hanya dengan mengarahkan dua jari – telunjuk dan tengah – ke dahi Thea dari jarak dua meter. Thea ambruk dan pingsan. “ Bawalah dia pergi dari sini. Aku tidak ingin melihatnya terluka,” gorila mendengarkan kalimat yang dia tahu kalimat itu ditujukan kepadanya. Seakan mengerti maksud Raheem, gorila segera membopong Thea dan pergi dari situ.”Sekarang kita segera selesaikan urusan kita karena terus terang aku tidak suka tempat ini,” Raheem berkata. “Tenang saja, akan segera aku kirim dirimu ke tempat yang jauh lebih menyenangkan yaitu neraka,” Lock Man tertawa terkekeh – kekeh.

----*****----

Suara letusan senjata memecah kesunyian. Selongsong peluru penyok terjatuh di antara kaki Dasim. “Sepertinya itu ide yang buruk,” Omar menyinggung perbuatan yang baru saja dilakukannya. Dasim membalas dengan mengeluarkan banyak bola api dari dalam mulut. Ledakan demi ledakan terjadi dan membuat semua seperti neraka karena penuh dengan kobaran api.

Dari dalam kobaran api muncul Omar. Omar melompat dan menghantamkan pedangnya ke arah kepala Dasim. Kepala Dasim sungguh keras hingga tak mampu melukainya sedikitpun. “Makhluk apa dia ini?” kata Omar dalam hati.

“Akhh..,” Omar mengerang kesakitan saat sebuah pukulan mengenai perutnya dengan telak. Tubuhnya terlempar dan terhempas keras ke tanah. Omar berusaha bangkit dan membalas serangan Dasim. Omar memejamkan matanya dan menyilangkan kedua tangan di atas dada. Perlahan tubuhnya melayang di udara. Di suatu titik tertentu, tubuh Omar terhenti. Perlahan sebuah bola energi kecil berwarna kuning keemasan muncul dari atas kepala. Semakin lama, bola energi ini semakin membesar dan mampu menghisap segala benda yang ada di sekitarnya.

“Terimalah ini,” kata Omar singkat. Dihantamkannya sekuat tenaga bola energi yang berhasil dikumpulkannya dengan kecepatan tinggi. “Tepat sasaran!,” saat ia melihat bola ini mengenai Dasim. Manusia yang sudah berubah menjadi monster itu terseret sangat jauh. Kekuatan dahsyat dari bola energi ini mampu menghancurkan benda – benda yang dilewatinya dan diakhiri ledakan dahsyat. Dari kejauhan ledakan ini terlihat seperti jamur raksasa.

“Sudah berakhir sekarang,” Omar merasa lega kemudian turun setelah beberapa saat melayang. Tempat itu kini hancur tak terbentuk. “Sekarang aku harus pergi dari sini untuk menyelamatkan Thea.” Baru melangkahkan kaki beberapa langkah, Omar sudah harus terhenti. Ada sesuatu yang aneh dia rasakan. Di atas tanah, Omar melihat bayangan sesuatu. Semakin lama, bayangan ini semakin besar.

Omar memalingkan dirinya. Ternyata Dasim belum tewas. Bahkan, kini muncul kembali dengan bentuk yang lebih aneh. Tubuhnya dua kali berukuran lebih besar dan di sebelah kiri dan kanannya, beberapa pasang tangannya mengalami perubahan. Sebagian masih berbentuk tangan asli dan sebagian lagi bermetamorfosis menjadi seperti mata bor tajam yang berputar. “Ternyata aku harus lebih bekerja keras hari ini,” Omar kesal. “Aku takkan semudah itu dikalahkan karena aku abadi. Aku juga pastikan dirimu tidak akan bisa melihat lagi matahari esok hari,” Dasim mencoba meyakinkan musuhnya. “Mungkin adikmu bersama temannya kini sedang meregang nyawa di tangan Ifridz dan Kichiro. Jangan khawatir, kau juga akan segera menyusul mereka.” Sontak, Omar merasa cemas dan berharap adiknya baik – baik saja.

Matahari bersinar begitu teriknya. Hanya sedikit awan terlihat. Itupun hanya awan – awan tipis. Mereka menjadi saksi pertempuran lain antara Raheem dan Lock Man. Salah satu prajurit Lock Man, Iblis Mata Tiga, mencoba menyerang Raheem tapi gagal. Sebelum berhasil melukainya, Raheem mencekik Iblis Mata Tiga hingga sang iblis mengerang kesakitan dan mengeluarkan suara seperti orang kesulitan bernafas. Seiring semakin kencang Raheem mencekiknya, iblis ini berteriak dan lenyap. “Masih ada yang lain lagi?” nada Raheem seolah menantang.

Merasa dilecehkan, Lock Man mengeluarkan jurus yang lain. Kali ini, para prajurit iblisnya bergerombol untuk membentuk pusaran angin tornado. Bagian ujung tornado mendadak berubah arah. Ia seperti mengincar sesuatu yang tak lain adalah Raheem. Kini, Raheem berada di tengah pusaran tornado iblis dan terjebak di dalamnya. “Kembalilah kalian ke Dunia Kegelapan sekarang karena tugas kalian telah selesai,” perintah Lock Man. “Baik Tuan,” suara ini terdengar seperti gaung sehingga kurang jelas terdengar. Pusaran angin jahanam sedikit demi sedikit masuk ke dalam lubang hitam yang telah diciptakan Lock Man dari tongkat hexagon miliknya dan setelah semua iblis masuk ke dalamnya, lubang hitam menutup.

Tamat sudah. Ternyata, kekuatanmu hanya sampai di situ,” Lock Man menunjukkan keangkuhannya sebelum dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres.

Beberapa menit setelah Raheem tersedot,Tongkat Hexagon bergetar hebat. Setelah itu , terjadi retakan kecil di bagian tengahnya. Retakan ini semakin lama semakin memanjang. Ledakan dan percikan api mengiringi Raheem yang berhasil keluar. “ Bagaimana mungkin kau bisa keluar dari Dunia Kegelapan? Hargh,” Lock Man heran. “Dunia aneh yang tak menarik sekaligus membosankan, jadi kuputuskan keluar saja dari sana. Tapi aku sempat melakukan pemanasan sebentar dengan para iblis sebelum melawanmu,” Raheem berkata tanpa beban.

Kegeraman Lock Man semakin menjadi. “Kenapa kau tidak membusuk saja di dasar neraka!!,” ujarnya seraya menghantamkan tongkatnya. Dengan tenang, Raheem menahannya hanya dengan kedua jari tangan kanan. “Sekarang giliranku,” Raheem membalas. Keringat dingin keluar di sekitar wajah Lock Man ketika dia melihat bola energi terpancar tepat di depan wajahnya. Wajahnya terpaku dan badannya tak mampu ia gerakkan seperti terhipnotis. Dentuman keras membahana di padang pasir yang tandus dan membuat Thea siuman. Bersama sang gorila, Thea keluar dari dalam gua. “Raheem...,” ucapnya lirih.

Aksi balas membalas terjadi. Memanfaatkan kelengahan Raheem yang menatap matanya, Lock Man mengeluarkan sihir. Akibatnyapun fatal. Raheem tidak mampu bergerak. Perlahan – lahan tubuhnya membatu yang dimulai dari kaki kemudian naik sampai kepala. “Sekarang dirimu akan benar – benar berakhir,” Lock Man bersiap mengeluarkan senjata andalan. Sepasang pisau berbentuk kepingan bergerigi berukuran besar dilepaskan dan siap memotong tubuh Raheem. Pisau – pisau ini berputar secara vertikal dan beriringan di atas pasir.

Di saat mata pisau bergerigi siap menghabisi Raheem, terjadi suatu kejadian tidak terduga. Lock Man mengerang kesakitan. Mata saktinya ditusuk oleh Thea menggunakan tulang rusuk sisa fosil harimau yang ditemukannya di dalam gua. Seketika itu juga, pengaruh sihir menghilang dari tubuh Raheem. Raheem segera menyadari ada sepasang pisau bergerigi raksasa berputar yang mengarah padanya dan mencoba menahannya dengan membuat perisai pelindung. Pisau – pisau itu terus berputar sehingga menimbulkan percikan api ketika bergesekan dengan perisai pelindung. Lambat laun, kecepatannya berkurang dan berhenti. Begitu berhasil menahan dan menghentikannya, Raheem mengembalikan pisau mematikan itu pada Lock Man. Thea yang mengetahui hal tersebut, seketika menghindar dan sebaliknya Lock Man tidak menyadari dikarenakan matanya terluka dan tak mampu melihat. Ia memang sempat mendengar datangnya suara desingan senjata pamungkasnya itu namun semua sudah terlambat. Posisi sudah terlalu dekat dan terbelahlah tubuhnya menjadi beberapa bagian yang mengakibatkan dirinya tewas seketika.

“Syukurlah dirimu selamat, Raheem,” Thea memeluk Raheem. Nafasnya tersengal – sengal. “Terima kasih sudah menyelamatkanku untuk yang kesekian kalinya,” Raheem membalas pelukan Thea. “Sekarang marilah kita pergi dari sini dan membantu kakakmu.” Thea mengangguk. Sementara itu, jasad Lock Man yang tergeletak tak bertuan menjadi banyak butiran pasir dan hilang tersapu angin.

( TO BE CONTINUED )

THE PROTECTOR (EPISODE 5: EKSEKUSI DAN LELAKI DARI BALIK ASAP)

Minggu, 14 September 2014
Posted by Mr. Benz

Thea merasakan rasa sakit yang luar biasa. Seperti ada benda tumpul menghantam bagian belakang kepalanya. Tidak lama kemudian, pandangannya terasa berkunang – kunang dan tiba – tiba semua terasa gelap. “Cepat, bawa gadis ini dan masukkan dia ke ruangan yang sama dengan pemuda itu,” kata Ifridz. Seorang penjaga berbadan besar lantas menggendong Thea yang diikuti seorang penjaga lainnya yang menyita tas kecil dan pedang miliknya. Sementara itu, Ifridz berada di belakang. Diam dan memandang dengan tatapan dingin kedua anak buahnya yang berjalan semakin menjauh.

Guyuran air es yang dingin membasahi tubuh Thea. Thea yang semula pingsan akhirnya kembali tersadar. “Hello nona manis, pintar juga dirimu bisa mengetahui tempat ini. Aku kira kau sudah mati di jurang itu,” senyum yang busuk dari sang Komandan mengembang. “ Lihat siapa yang ada di depanmu?” Dasim menunjuk ke arah seorang pemuda. “Thea, aku tahu dirimu pasti selamat dan kini keyakinanku tidak salah,” Raheem merasa lega. Perasaan yang sama juga dirasakan Thea mengetahui temannya selamat.

“Wah, reuni yang menyenangkan sekali. Tetapi, sayang sekali aku harus memberitahu kalian sesuatu. Sore ini aku akan mengadakan pertunjukan yang sangat menarik. Kalian mau tahu apa itu? Kalian akan digantung dengan disaksikan oleh para warga dan tentu saja itu akan menjadi hiburan yang sangat menarik bagi mereka,” Komandan tertawa terkekeh – kekeh.

“Ah, beritahu teman wanitamu ini tentang apa yang terjadi dengan kakaknya karena sepertinya aku tak tega mengatakannya,” katanya lagi. Thea terkejut ketika kakaknya disebut – sebut oleh Dasim. “Omar...Omar..telah tewas dibunuh oleh si brengsek ini,” mulut Raheem terasa berat ketika mengucapkan hal ini. “Apa?! Tidak mungkin!! Dasar brengsek kau Dasim! Tuhan tidak akan pernah diam melihat kejahatanmu ini! Dia akan menghukummu!,” ingin rasanya Thea memukulnya akan tetapi tubuhnya terikat sangat erat di kursi.

“Baiklah, nikmati sisa – sisa waktu kalian sebelum ajal menjemput. Kalian berdua masih memiliki waktu tersisa beberapa jam lagi. Lebih baik mulai dari sekarang kalian memikirkan kata – kata terakhir yang pas menjelang eksekusi nanti,” Dasim berpesan sambil berlalu dari ruangan. Suara tawanya memenuhi sepanjang lorong yang dilewatinya setelah keluar dari ruangan tempat Raheem dan Thea disekap.

Sementara itu, di bagian ruangan lain, salah seorang penjaga yang turut membawa Thea membongkar tas pemberian Omar. Penjaga itu merasa heran dengan barang – barang yang ada di dalamnya.”Kertas apa ini? Kertas lusuh dan robek begini mengapa masih saja dibawa?” Katanya. Di samping kertas Lamus, di dalamnya juga terdapat handy talky, “kelereng – kelereng” berwarna hitam dan sebotol air putih. “Kelereng – kelereng” ini sangat lunak dan baunya harum seperti permen karet.

Seperti anak kecil, penjaga tersebut melipat – lipat kertas Lamus sehingga berbentuk pesawat. “ Hah, jadi teringat masa – masa kecil dulu,” pesawat yang ada di tangannya digerak – gerakkan. Sebelum menerbangkannya keluar, penjaga yang bernama Durm tersebut sempat masuk ke ruangan tempat Raheem dan Thea disekap untuk mengambil sesuatu lantas berlalu keluar. Dengan tidak memperdulikan teman – temannya yang terus mentertawai karena bertingkah seperti anak kecil, Durm menerbangkannya dengan mendorong sekuat tenaga di pekarangan rumah.

Semakin lama pesawat kertas ini semakin terbang tinggi dan menghilang.” Cepat sekali terbangnya,” dia terheran – heran. “Hei! Apa yang sedang kau lakukan? Cepat pasang tiang gantungan di lapangan! Setelah itu beri pengumuman kepada semua warga!” Bentak Kichiro yang muncul dari dalam rumah. Kichiro ini adalah salah satu orang yang menyertai Dasim dalam usaha penyergapan Raheem di dalam kereta api. Kekuatannya selevel dengan Ifridz akan tetapi dalam menghabisi musuhnya sangat halus berlawanan dengan Ifridz yang benar – benar sadis.“Ba-baik, tapi tunggu sebentar. Aku akan mengambil topiku dahulu,” ia bergegas masuk ke dalam mengambil topi dengan raut wajah penuh ketakutan.

Para penjaga tidak menyadari jika terjadi suatu keanehan dengan pesawat kertas yang dibuat oleh Durm karena pesawat kertas itu terbang dengan cara yang tak biasa. Setelah terbang selama kurang lebih setengah jam, pesawat kertas mendarat tepat di hadapan gorila raksasa yang pernah menolong Thea yang ternyata belum kembali ke hutan tempat asalnya. Hal ajaib yang terjadi berikutnya adalah lipatan – lipatan dari pesawat kertas terbuka dan kembali ke posisi semula. Gorila tersebut sempat mundur beberapa langkah karena merasa ketakutan namun akhirnya memberanikan diri untuk mencoba mendekati kertas Lamus.

Kertas Lamus memunculkan gambar penangkapan Thea mulai dari awal dia dibuat pingsan hingga disekap bersama Raheem. Mengetahui Thea tertangkap, gorila merasa sangat marah dan memukul dadanya yang berbulu berkali – kali. Suara teriakannya yang keras mampu membuat beberapa warga yang tinggal di sekitar lereng gunung ketakutan.

----*****----

Sore itu, lapangan sudah penuh sesak dengan lautan manusia. Mereka terus meneriakkan kata – kata yang menuntut Raheem dan Thea agar digantung. “Tenang, tenang semuanya! Tuan Dasim akan berbicara jadi dengarkanlah baik – baik,” Kalara meminta kepada seluruh warga. “Terima kasih semuanya atas kesedian kalian datang ke sini. Hari ini kita akan mengeksekusi dua orang yang telah lancang dan berani melawanku. Kalian akan menjadi saksi kedua orang ini meregang nyawa di tiang gantungan,” kata – katanya diikuti sorak sorai para warga.

Tak hanya mengumumkan eksekusi mati, Dasim juga memamerkan Azwad kepada seluruh warga. “Lihatlah! Kalian tahu apa ini? Ini adalah Azwad yang telah lama hilang dan kini telah kembali kepada kita. Tak lama lagi, dunia akan dipenuhi dengan hawa kejahatan yang akan aku bebaskan dari batu ini dan pada akhirnya, hanya akan ada satu bangsa yang terkuat di dunia yaitu Bangsa Ibran!” lagi – lagi warga bersorak.

“ Sebentar lagi kalian akan mati maka nikmatilah,” Durm yang berdiri tak jauh dari Thea meledeknya. “Dan untuk yang terakhir kalinya aku ingin minta maaf karena aku telah mengambil makanan dan minuman dari tasmu. Kamu tahu, permen ini rasanya cukup enak walaupun agak aneh di mulut,” Durm berlalu sambil terus mengunyah benda tersebut dan sesekali minum air putih dari botol yang didapatkannya dari dalam tas. Dari kejauhan, terlihat seseorang yang misterius membawa senapan dan mengarahkannya ke tiang gantungan.

“Bagaimana, apakah kalian sudah mendapatkan kata – kata terakhir untuk disampaikan?” Dasim bertanya. “Ya, aku punya kata – kata terakhir,” jawab Thea. “Oh, bagus kalau begitu. Sekarang katakan padaku apa kata – kata terakhirmu?” tanyanya sekali lagi. “ Sebaiknya dirimu segera berlindung jika tidak...,” belum selesai Thea mengatakannya terdengar suara letusan senapan beberapa kali yang memutuskan tali gantungan. “Lompat sekarang!” Raheem dan Thea berhasil melompat. “Apa - apaan?!” Dasim dan semua orang yang ada di sana terkejut. Belum selesai keterkejutan mereka, mereka sudah dikejutkan lagi dengan ledakan yang menggelegar dari atas panggung yang membuat tubuh mereka terpental beberapa meter. Orang – orangpun berhamburan karena takut.

“Dari mana asal ledakan itu?” tanya Raheem pada Thea . Rambut mereka penuh debu dan tubuh mereka tertindih serpihan – serpihan papan kayu. “ Benda yang dikira permen oleh anak buah Dasim sebenarnya adalah biji tanaman Encracth yang akan tumbuh dengan cara melipatgandakan sel – selnya dalam tempo yang singkat apabila bersenyawa dengan mata air Sumber Kehidupan yang ada di dalam botol akibatnya tubuhnya tak sanggup menahan pertumbuhan yang signifikan seperti itu dan menjadi hancur,” Thea menjelaskan. Kemudian, Thea dan Raheem berjalan di antara reruntuhan dengan keadaan tangan masih terikat. Beberapa mayat bergelimpangan di sekitar panggung dengan kondisi cukup mengenaskan. Di antara mayat – mayat itu terdapat Kalara dengan luka yang parah. Sebagian wajahnya hancur dan perutnya tertusuk patahan kayu yang cukup panjang. Namun, Thea tidak menjumpai mayat Dasim, Ifridz dan Kichiro.

Di saat melintasi mayat – mayat itulah, ia menemukan sebuah pisau kecil yang tergeletak di samping sebuah mayat. Dengan pisau ini, tali yang mengikat mereka bisa terlepas.

“Siapa yang menyelamatkan kita tadi?”

“Aku sendiri tidak tahu. Aku juga penasaran.”

Terdengar suara derap langkah kaki dan ini membuat keduanya memasang sikap waspada. Sosok ini memanggul senjata laras panjang jenis M1 Garand. Di balik kepulan asap dan debu, muncul sebuah wajah yang dikenal Thea. Sebuah cerutu terlihat terselip di antara rahang – rahangnya yang kokoh.

“Tuan Bernard?”

“Kamu mengenalnya?”

“Ya..ya tentu. Dia adalah pemilik kedai di daerah ini dan aku sempat minum di tempatnya.”

“Apakah kalian tidak apa – apa? Adakah yang terluka?”tanya Bernard. “Oh, tidak. Hanya sedikit lecet,” jawab Thea.”Oh, hampir lupa. Kenalkan, ini Raheem.” Tuan Bernard tersenyum.” Aku sudah pernah bertemu dengannya saat kalian masih di hutan dulu . Aksimu saat di hutan lumayan juga,” ia menghisap cerutunya dalam – dalam.

“Bagaimana Anda bisa tahu semua itu? Jangan – jangan Anda adalah...,”sebelum kata – kata Thea selesai diucapkan, Laki – laki yang ada di depannya membuka wajah palsunya. Betapa terkejutnya Raheem dan Thea. “Kakak?! Bagaimana bisa dirimu ...,” Kata – kata Thea terpotong oleh suara di belakangnya. “... masih hidup?” Suara Dasim menahan geram. Di sebelah kiri dan kanannya terdapat Ifridz dan Kichiro. Tubuh mereka hanya mengalami sedikit luka. Raheem dan Thea menoleh ke belakang .” Oh, kenapa mereka tidak mati – mati juga?” Raheem menggerutu.

Omar menanggapi pertanyaan dengan santai. “Dasim, Dasim. Hanya orang bodoh yang akan tewas oleh senjatanya sendiri. Saat kau menusukku dengan pedangku sendiri, aku sudah melindungi diriku dengan membuat lapisan lemak artifisial yang cukup tebal sebelumnya. Mengenai cairan merah yang engkau anggap darah, itu adalah cairan asam yang selalu aku persiapkan di balik jubah untuk mengelabui musuh.Aku juga bisa mengetahui lokasi tempat ini dengan menggunakan GPS yang aku tancapkan di jubahmu dengan cara meludahimu saat itu.”

Mendengar keterangan Omar, Dasim semakin geram. Dia meraba ke sekujur jubahnya dan didapatinya GPS berukuran kecil yang menempel di sekitar pusar. “Brengsek!!” ia menghancurkan GPS dengan cara meremasnya.” Kali ini aku pastikan kalian akan tamat!!” Pertarungan akhir yang menentukan nasib dunia akan segera terjadi.

( TO BE CONTINUED)

ALAMAT DAN WEBSITE PENERBIT BUKU INDONESIA

Kamis, 11 September 2014
Posted by Mr. Benz

Assalamu'alaikum.Hai guys,..!! kali ini gue mau nge-post sesuatu yang lain daripada biasanya. Kalo biasanya gue ngepost cerita - cerita fantasi, kali ini gue mau ngepost info penting. Penting bagi loe yang pengen jadi penulis dan nerbitin buku. Bagi loe yang sudah selesai nulis naskah,tapi bingung cari penerbit yang cocok buat naskah loe,gak usah bingung lah karena gue dengan sukarela akan membagi info tentang alamat dan website penerbit - penerbit buku di Indonesia. Bagi yang pengen liat- liat dulu preview nama - nama penerbit, bisa klik menu bar "WEB PENERBIT" dan bagi yang pengen langsung download alamat dan website penerbit langsung klik menu bar "DOWNLOAD" (file download nomor 2) dan ikuti petunjuk downloadnya.Oke, sekian dulu info dari gue,happy download dan semoga sukses cita- cita loe pade jadi penulis beken. Kalo dah jadi penulis beken,jgn lupa ama gue ya?? N jangan lupa follow/like blog gue,oke??!!Wassalam :D

Thea terus memacu mobilnya dengan kencang di antara padatnya jalanan. Ada banyak kendaraan lalu lalang di sana dan ia harus memperhatikan satu per satu mobil dengan ciri – ciri seperti yang petugas keamanan hotel katakan. Sampai ia menemukan sebuah mobil dengan ciri – ciri yang sama. Mobil itu melaju dengan kencang dan membahayakan pengendara yang lain. “ Itu dia mobilnya!” kali ini dia mencoba mendekati mobil itu. Namun, Kalara yang menyetir mobil SUV itu mengetahui kalau mereka sedang diikuti.”Komandan, sepertinya ada yang mengikuti kita,” matanya menatap ke arah spion. “ Itu pasti dia. Kalara, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan bukan?”sang Komandan berkata singkat. Kalara tahu apa yang dimaksudkan. Sebelum Thea sempat menghadang mereka, Kalara sudah terlebih dahulu menghantam bodi sebelah kiri mobil yang ditumpanginya hingga mobil itu menabrak panggar pembatas jalan dan menimbulkan suara gesekan yang diikuti percikan api. Namun, untungnya Thea berhasil menguasai mobilnya hingga berhasil dari maut.

Kali ini ia mencoba mengejar kembali. Dari kejauhan, Thea melihat pintu belakang mobil SUV terbuka. Ifridz, salah satu anak buah Dasim mencoba menghabisinya dengan melempar mobil – mobil yang ada di jalanan ke arahnya hanya dengan menggerakkan tangannya dari kejauhan. Pemandangan mobil – mobil beterbangan dan terguling - guling tersaji malam itu. Dengan sigap, Thea menghindari mobil – mobil nahas itu dengan gerakan zig – zag sehingga terjadi ledakan yang cukup keras di jalan.

“ Keras kepala juga. Aku pastikan setelah ini kau akan berhenti mengejar kami selama – lamanya,” Ifridz merasa kesal. Beberapa detik setelah Ifridz mengucapkan itu, aspal yang melapisi jalan retak di sana – sini dan runtuh seperti sedang terjadi gempa bumi . Thea tidak mempunyai pilihan lain selain keluar dari jalur dengan menerobos pagar pembatas jalan. Di kegelapan malam, sebuah mobil terjun bebas ke jurang yang cukup dalam nan gelap dan terbakar sebelum akhirnya meledak. “ Tugas akhirnya selesai. Sudah tidak ada lagi yang menghalangi kita,” kata – kata yang terdengar sangat menyakitkan di telinga Raheem. Sementara itu, seseorang sedang tergeletak di dasar jurang . Tidak seberapa jauh dari posisinya tergeletak, teronggok mobil yang terbakar hebat. Sesekali terdengar suara ledakan lanjutan.

“Akhh...,” Thea merintih dan susah payah mencoba bangun . Dengan menyandarkan tangannya pada sebatang pohon, Thea melihat ke arah mobilnya yang kini tinggal kerangkanya saja. Dia juga melihat keadaan di atas sana yang sudah kacau. Kobaran api dan sisa longsor bercampur jadi satu.

“ Sekarang aku harus bagaimana?” rasa putus asa menyembul di antara tarikan nafas yang berat. Kemudian, teringat dalam pikirannya tentang Omar. “ Kakak..., ya benar Kakak. Aku harus segera menghubunginya.” Thea meraih handy talky yang ada di dalam tas dan menghubungi sang kakak namun tak ada jawaban sama sekali. Di tengah rasa kebingungan dan putus asa, ia mendengar sesuatu. Dari balik semak – semak muncullah seekor gorila berwarna hitam dengan ukuran yang cukup besar. Matanya yang hitam memandangi Thea dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Hai te..teman. Maafkan aku karena sudah mengganggu tidurmu,” katanya dengan tersenyum kecut seraya melangkah mundur hingga ia tersadar ada sebuah pohon yang menghentikan langkahnya.

Di bawah sinar bulan purnama yang terang, Thea berhasil keluar dari dasar jurang dengan menunggangi gorila raksasa yang ditemuinya di hutan. Ia melihat ke sekeliling dan pemandangan yang mengerikan terpampang di hadapannya. Di seberang reruntuhan jalan yang telah dilewati mobilnya tadi, puluhan mobil yang terbakar dan mayat – mayat yang bergelimpangan di jalan menjadi pemandangan yang akan sulit dilupakan seumur hidupnya.

Sejenak Thea bingung tentang apa yang harus dilakukan kini karena telah kehilangan jejak hingga dirinya teringat sebuah kertas yang sudah lusuh dan agak robek yang ada di dalam tas pemberian kakaknya. Kertas ini adalah kertas ajaib bernama Lamus. “ Lamus, berikan aku denah wilayah Kota Napelez,” kertas yang awalnya polos kini perlahan – lahan mulai muncul denah Kota Napelez. Denah itu ia amati secara detail. Kota ini memiliki sekitar dua puluh distrik dan ada sebuah distrik yang membuatnya curiga. Distrik ini bernama Malmara.

“ Aku ingin informasi detail tentang Malmara,” sekali lagi dia meminta pada Lamus. Dari informasi yang diberikan, Distrik Malmara berjarak kurang lebih enam puluh kilometer arah barat daya dari Napelez. Distrik ini dikelilingi pegunungan yang membuatnya agak terisolir dari dunia luar. Di sini juga terdapat sebuah pemukiman para imigran dari Negara Ibran dan sangat rawan dengan tindakan kejahatan karena mayoritas penduduknya adalah para kriminal. “Kurasa mereka membawa Raheem ke sana. Mungkin Dasim dan anak buahnya menjadikan tempat ini sebagai tempat transit sementara sebelum kembali ke Ibran.”

----*****----

Keesokan harinya, dari atas bukit Thea mengamati mengamati segala aktivitas di Distrik Malmara. Distrik ini tidak terlalu besar sehingga memudahkannya dalam melakukan pengintaian. “Sobat, sekarang kau boleh pergi. Terima kasih atas pertolonganmu sejauh ini dan aku sangat berhutang budi padamu.Setelah ini aku akan turun ke sana untuk menyelamatkan temanku,” dielus – elusnya kepala sang gorila. Kemudian, ia turun ke sana dengan satu harapan : membebaskan Raheem.

Pagi itu, suasana cukup ramai dengan kegiatan ekonomi penduduk setempat. Tak sedikit pula yang menghabiskan pagi dengan mabuk – mabukan. Dengan menggunakan tudung, Thea berjalan menyusuri jalanan dengan harapan tidak menimbulkan kecurigaan. Setelah berjalan untuk beberapa lama, Thea berhenti karena ada sebuah tempat yang menarik perhatiannya. Sekitar sepuluh meter dari tempatnya berdiri, terdapat sebuah kedai.

“Mungkin aku bisa mendapat banyak informasi dari sini tentang keberadaan Raheem,” pikirnya sekilas.

Di lokasi yang berbeda, Raheem duduk dengan posisi kedua tangan terikat ke belakang sementara kedua matanya tertutup kain. Ruangan tempat ia disekap ini hanya memiliki sebuah lampu kecil. Itupun lampu ini tidak berfungsi dengan begitu baik. Sesekali padam kemudian menyala lagi. Begitu seterusnya. Di depan kursi tempatnya duduk sekarang terdapat sebuah meja kecil beserta sebuah kursi lagi di seberangnya.

Well, anak muda. Pertama – tama, aku ucapkan banyak terima kasih padamu karena sudah memberikan Azwad padaku,” Dasim membuka kain yang dari tadi menutup mata Raheem. “ Dengar, aku mencari batu ini selama belasan tahun dan kini aku bisa mendapatkannya kembali. Sekarang, kami bisa melanjutkan rencana yang sempat tertunda. Hawa jahat dan dosa – dosa para manusia di masa lalu yang menyebabkan batu ini menghitam akan kami ekstrak dan sebar ke seluruh penjuru dunia dalam wujud kapsul dengan menggunakan pesawat tanpa awak sehingga akan menginfeksi hati dan pikiran manusia sehingga tercipta kekacauan di mana – mana dan pada akhirnya banyak negara yang melemah. Bisa kau tebak, hanya akan ada satu bangsa yang terkuat di dunia yaitu Bangsa Ibran.”

“Dasar sinting!Kau sadar akibat yang akan ditimbulkan oleh ulahmu?”

“Ya, aku sangat sadar. Sadar akan betapa digdayanya dan jeniusnya bangsa kami. Bangsa kami adalah salah satu bangsa terunggul di muka bumi ini dan pintu menjadi satu – satunya bangsa terkuat kini telah ada di depan mata, ha ha ha”

“Aku yakin Thea masih hidup dan akan datang ke sini untuk membebaskanku dan merebut kembali Azwad dari tanganmu!”

“Aku tersentuh mendengarnya. Aku rasa teman wanitamu itu peluangnya untuk selamat sangatlah kecil. Lagipula, kalaupun dia selamat dia tak akan bisa menemukan tempat ini karena tempat ini sangat terpencil. “

Sebelum Dasim meninggalkan ruangan, dia mengucapkan sesuatu kepada Raheem. “Oh, aku hampir lupa sesuatu. Saat masih di hutan, aku bertemu dengan Omar. Menurutku, dia adalah orang yang keras kepala dan sulit diajak kerja sama jadi aku putuskan untuk mengakhiri hidupnya saja. Kini kakak beradik itu pasti sudah bertemu di alam baka ha ha ha”

Sungguh terkejut Raheem mendengar kematian Omar. “ Kau akan menerima balasan atas semua kejahatan yang telah kau lakukan,” katanya geram. “Tutup matanya..dan juga sumpal mulutnya agar ia tak banyak bicara lagi,” seorang penjaga yang diperintahpun mengerti apa yang harus dilakukannya.

----*****----

“Hei..aku tak pernah melihatmu sebelumnya. Kau pasti pendatang, bukan?” Pemilik kedai membuka obrolan dengan Thea saat gadis itu minum - minum. “ Ya, benar. Aku adalah seorang pengembara yang kebetulan melintas di sini, “ jawab Thea mencoba bersikap ramah.“Sebaiknya berhati – hatilah jika kamu di sini. Daerah ini adalah sarang dari para penjahat. Perampok, pembunuh, copet, semua ada di sini,” pelayan kedai mengingatkan.

“Anda sendiri kenapa membuka usaha di tempat seperti ini? Bukankah lebih aman jika membuka usaha di tempat lain yang lebih aman?” rasa heran bergelayutan di pikiran Thea. “ Sebenarnya tempat ini adalah peninggalan kedua orang tuaku dan sudah berdiri jauh sebelum para imigran dari Ibran datang kemari. Sesaat sebelum ayahku meninggal, dia memintaku untuk meneruskannya. Jadilah sekarang tempat ini sebagai satu – satunya sumber penghasilanku,” tangan si pemilik kedai sibuk membersihkan meja dari gelas – gelas.”Yah, di sini memang banyak orang – orang brengsek, akan tetapi selama mereka tidak menggangguku itu tak jadi masalah.” Di tengah – tengah obrolan mereka, tiba – tiba terdengar suara pintu kedai terbuka dan masuklah seseorang yang wajahnya sangat sayu. Kelihatannya dia tidak tidur semalaman.

“Hei, Bernard. Bawakan aku segelas minuman terbaikmu!” Orang ini berteriak kepada si pemilik kedai lalu menuju ke sebuah meja yang mana teman – temannya sudah menunggu di sana. “ Baiklah Harry! Akan aku antar segera ke sana. Ngomong – ngomong kenapa terlihat lelah begitu?” tanya pemilik kedai. “Semalaman aku bertugas menjaga tawawanan yang dibawa oleh Tuan Dasim. Tawanan ini sungguh tidak bisa membuatku tidur karena ia terus membuat kegaduhan di dalam ruangan tempatnya disekap,” Harry mengeluh.”Ha..ha..ha.. memang seharusnya seperti itulah tugas seorang penjaga. Seharusnya pula kamu berterima kasih padanya karena membuatmu terhindar dari amarah Tuan Dasim. Coba bayangkan, seandainya Tuan Dasim mendapatimu tertidur pasti engkau sudah dibunuhnya,” Bernard tertawa sambil membersihkan gelas.

Setelah berada di kedai sekitar tiga puluh menit lamanya, penjaga bernama Harry ini keluar dan di belakangnya diam – diam Thea mengikuti. Langkah sang penjaga membawanya menyusuri persawahan dan perkebunan warga sebelum sampai di sebuah rumah yang letaknya agak terpencil sehingga tak banyak orang yang tahu jika di sana terdapat sebuah rumah.

Rumah ini sedikit berbeda dengan rumah lainnya. Yang membedakannya dengan rumah – rumah yang lain adalah rumah tersebut terdiri atas dua lantai dengan dua orang penjaga di depannya. Thea berhenti di antara semak – semak dan mengamati gerak – gerik Harry dan teman – teman sesama penjaganya. Mereka bertiga sedang tertawa terbahak – bahak. “Sekarang aku harus menaklukkan para penjaga itu dan membebaskan Raheem,” Thea berkata kepada dirinya sendiri.

(TO BE CONTINUED)

THE PROTECTOR ( EPISODE 3 : RAHASIA YANG TERKUAK)

Senin, 01 September 2014
Posted by Mr. Benz

“Kenapa dari tadi diam saja?” Raheem memperhatikan gadis yang ada di sebelahnya.”Teringat kakakmu?” ia mengira – ngira. Saat itu, mereka sedang menumpang sebuah truk bak terbuka yang mereka temui sesaat setelah keluar dari hutan. “ Kakakku adalah satu – satunya keluargaku yang tersisa setelah ayah dan ibu kami tewas saat terjadi gempa bumi dan tsunami di desa kami tiga belas tahun yang lalu. Kemudian, datanglah Nyonya Anne menyelamatkan dan merawat kami. Beliau mengajari kami berbagai ilmu bela diri dan mengirim kami ke Riweild,sekolah miliknya. Selain itu, beliau sudah menganggap kami seperti anaknya sendiri.”

Raheem mengangguk – angguk tanda mengerti. “Sebagai balas jasa kepada Nyonya Anne, Kami mengabdikan diri padanya hingga kini. Omar sangat menyayangiku dan rela mengorbankan segalanya demi kebahagiaan dan keselamatanku. Pernah suatu saat, diriku hampir tewas tatkala menghadapi Wormsand, si cacing tua raksasa dan ia datang menyelamatkanku hingga kehilangan sebelah matanya.Hari ini, peristiwa yang sama terjadi lagi. Aku hanya bisa berharap bahwa dia akan selamat dan menyusul kita.”

“Tunggu sebentar,” Raheem memotong pembicaraan Thea.”Kenapa aku tidak bertemu dengan kalian saat aku dan nenekku berkunjung ke Homs dua tahun yang lalu?” Gadis berambut sepunggung itu tersenyum. “ Itu karena kau terlalu sibuk mengamati Nyonya Anne yang misterius sehingga kau tak sempat mengamati lingkungan di sekitarmu,” sebuah ledekan yang cukup membuat mereka berdua tertawa. Langit semula biru berubah menjadi jingga tanda hari beranjak senja. Truk yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah penginapan. “ Kita bermalam di sini sebelum melanjutkan perjalanan besok,” keduanya berjalan menuju pintu masuk penginapan yang terlihat cukup ramai sore itu. Saat baru menggerakkan kaki beberapa langkah, terdengar suara dari handy talky yang ada di dalam tas.

“ Thea! Di mana kau sekarang?!”

“ Ahh, Kakak! Kau berhasil selamat?Kita sekarang berada di hotel...Blue Moon di Kota Napelez dan kita baru saja sampai.”

“ Baiklah, aku akan menyusulmu ke sana.Tunggu aku!”

Dasim lantas memutus kontaknya dengan Thea. “Bagus, tikus sudah masuk perangkap. Sekarang kita segera berangkat ke sana,” Dasim menginstruksikan para anak buahnya. Handy talky yang sedari tadi dipegangnya dibuang ke tanah dan diinjaknya hingga hancur. Sementara itu, Thea merasa girang karena kakaknya selamat, namun ia tak menyadari bahwa tindakannya membawa mereka dalam bahaya. Dua jam berlalu dan hari sudah beranjak malam. Kafe yang terletak di sebelah penginapan sangat ramai. Raheem dan Thea terlihat sedang berbincang di antara bisingnya kafe dengan alunan musik dan tawa para pengunjung.” Dapatkah kamu memberitahuku sebenarnya benda apa yang ada di dalam kotak emas ini hingga orang – orang itu berkepentingan untuk memilikinya? Sebelum nenekku meninggal, aku pernah menanyakannya, tetapi dia enggan memberitahunya, ” Raheem penasaran ingin tahu. “Maaf, aku juga tidak bisa memberitahumu. Hal itu biarlah Nyonya Anne yang menceritakannya padamu,” Thea menolak dengan halus. “ Aku mohon padamu. Aku tidak ingin mati sia – sia demi mempertahankan sebuah kotak yang aku sendiri tidak tahu apa isinya dan itu konyol sekali,” pemuda itu mencoba meyakinkan. Gadis yang ada di hadapannya menarik nafas panjang dan tidak bisa berbuat banyak. Sepertinya dirinya tak punya pilihan lain.

“ Baiklah kalau itu maumu. Benda yang ada di dalam kotak ini adalah Azwad, sebuah batu berwarna hitam legam yang mengandung sumber energi terbesar di muka bumi. Nama batu ini pertama kali disebut dalam sebuah cerita yang menyebutkan bahwa batu ini berasal dari surga.Awalnya, batu ini berwarna sangat putih bersih namun karena dosa umat manusia warnanya berubah menjadi hitam. Kemudian, oleh salah satu Utusan Tuhan yang ada di bumi, batu itu dipasang pada bangunan persegi yang disebut Kaba berabad – abad yang lalu. Namun, tak ada satupun orang tahu lokasi pasti bangunan ini hingga ilmuwan dari Bangsa Ibran yang serakah berhasil menemukan lokasi bangunan itu berdasarkan riset arkeologi yang mereka lakukan selama bertahun – tahun,” sejenak Thea menghentikan ceritanya dan mengambil gelas berisi jus jeruk di hadapannya. “Cerita yang luar biasa,” rasa takjub menjalari seluruh bagian tubuh Raheem.

Gelas itu ditaruhnya kembali ke atas meja dan melanjutkan cerita yang sempat terputus. “ Bangsa Ibran yang dipimpin oleh Dasim berhasil menuju lokasi bangunan Kaba dan mengambilnya dengan paksa dan membunuh orang – orang yang ada di sana. Hingga salah satu tetua yang ada disana sebelum ajal menjemput, mengutuknya dengan mengatakan bahwa semoga suatu saat akan datang seseorang yang akan membalas semuanya dan mengembalikan Azwad ke tempatnya semula,”ujarnya dengan mata menerawang.

“Lalu, bagaimana Azwad bisa sampai ke tangan nenekku?” Raheem semakin penasaran. “ Setelah mendapatkan Azwad, Bangsa Ibran memanfaatkannya untuk menciptakan Iron Dome sebagai perisai pelindung. Selain itu, mereka juga menciptakan senjata pemusnah massal untuk menjajah negara – negara di sekitarnya. Suatu saat, salah satu prajuritnya yang bernama Mikhail merasa bersalah terhadap orang – orang yang sudah dibunuhnya selama ini dan dia sudah muak dengan apa yang sudah dilakukan bangsanya. Ia tahu, bangsanya akan melemah jika ia mencuri batu ini. Akhirnya, ia berhasil mengambilnya dan membawanya lari dari Ibran sehingga ia menjadi buronan. Dalam pelariannya, Mikhail bertemu dengan wanita bernama Nania dan menikah. Dari pernikahannya ini lahirlah seorang bayi laki – laki yang tak lain adalah ...dirimu,” keringatnya bercucuran saat mengungkapkan fakta ini karena takut membuat kawan yang baru dikenalnya ini terkejut.

“Apa?! Jadi ayahku..ayahku dulunya adalah prajurit Bangsa Ibran yang bengis itu?!”, teriakan keterkejutannya membuat seluruh pengunjung menoleh ke arahnya. “ Ssshh..!! Reaksimu jangan berlebihan di sini! Jangan menimbulkan kecurigaan yang berlebihan, oke?” Thea mengingatkan. “Di dalam darahku..darahku..mengalir darah seorang pembunuh!!,” raut penyesalan muncul di wajahnya. “Jangan salahkan ayahmu! Dia sudah berubah dan menunjukkan penyesalan. Aku sudah memberitahumu tentang itu bukan?” Thea menggenggam tangan Raheem mencoba menenangkannya. “ Beberapa minggu sebelum nenekmu jatuh sakit, ia merasakan kehadiran beberapa orang asing yang mencoba memata – matainya dan ia tahu mereka berasal dari Ibran dan datang untuk batu itu. Ia sendiri tidak tahu mengapa mereka bisa melacak keberadaan Azwad. Lalu, ia menghubungi Nona Anne dan mengatakan akan mengirimmu untuk mengamankannya di Homs. Jadilah Nona Anne memintaku untuk mengawal perjalananmu.”

Raheem lemas seketika. Direbahkannya badannya ke kursi sambil menutup mukanya. “ Oh, Tuhan,”katanya pendek. “Sekarang aku sudah memberitahumu semuanya. Aku berharap kamu bisa menerimanya. Aku akan pergi sebentar dan kamu jangan pergi ke mana - mana ,” Thea berpesan.

“Kau mau ke mana?”

“Aku akan ke toilet sebentar. Jika kau melihat kakakku, cepat panggillah dia.”

“Baiklah. Aku mengerti.”

Beberapa menit setelah Thea ke toilet, pintu kafe terbuka dan masuklah beberapa orang dengan tatapan dingin melihat ke sekeliling. Kafe yang semula riuh mendadak terdiam. Para pengunjung sangat ketakutan dengan kedatangan Dasim dan anak buahnya. Dilihatnya ke arah sekeliling dan tanpa disengaja ia melihat Raheem sedang minum sendirian di meja yang letaknya di pojok. Raheem sangat terkejut saat ia mengetahui identitas orang – orang yang mendekatinya. “Hai, suatu kejutan kita bisa bertemu di sini,” Dasim tersenyum dan menepuk pundaknya.

Sementara itu, Thea keluar dari toilet dan secara tidak sengaja ia mendengar keributan di ruang utama kafe. Khawatir dengan keadaan Raheem, ia segera berlari untuk memastikan.Ternyata, pemuda itu sudah tidak ada di tempatnya. Salah seorang petugas keamanan yang terluka memberitahu Thea kalau beberapa orang berpenampillan aneh membawa seorang remaja secara paksa dan memasukkannya ke dalam sebuah mobil. “ Ke arah mana mobil itu pergi?” Thea panik. “ Ke arah barat..mobil itu berjenis SUV warna putih,” petugas keamanan itu kemudian pingsan. Dengan mobil pengunjung yang ia rampas, ia berusaha mengejar mereka. “ Dasim brengsek!!” Thea memukul – mukul setir mobilnya. Dipacunya mobil itu dengan kencang dengan harapan masih ada kesempatan untuk mengejar mobil yang membawa Raheem.

( TO BE CONTINUED )

THE PROTECTOR (EPISODE 2: BANGKITNYA GHORQOD RAKSASA)

Senin, 18 Agustus 2014
Posted by Mr. Benz

Monster – monster bernama Ghorqod itu kini mengepung mereka berdua. Pandangan makhluk - makhluk ini sangat liar dan siap menerkam mangsa di hadapannya. Kini, tak ada jalan keluar lagi. Di sisi lain, tatapan Thea dan Raheem sangat fokus dengan tangan semakin erat menggenggam pedang masing – masing.”Ada apa denganmu?? Kenapa tanganmu gemetar begitu?”Thea heran.”Gemetar?? Gemetar apanya..tidak kok,” Raheem pura – pura. Salah satu Ghorqod melompat dan menyerang dengan tiba – tiba dengan menghantamkan sebuah pukulan ke arah Raheem yang tidak siap. Akibatnya, Raheem terhempas dengan cukup keras dan membuat Thea cukup terkejut.

Sepotong tangan terjatuh di atas tanah diikuti suara erangan. Thea menebas salah satu tangan Ghorqod yang menyerang Raheem. Tanpa memberi kesempatan, Thea memberi serangan kedua yang membelah tubuh Ghorqod menjadi dua bagian hingga tewas seketika. “Kau tidak apa – apa?” Thea khawatir jika Raheem terluka parah.

“Akhh, sakitnya lumayan juga. Pukulan seperti itu tak akan cukup membuatku mati.”

“Dasar kamu ini. Kamu membuatku khawatir, kamu tahu itu? Sekarang bangun. Masih ada pekerjaan yang harus kita selesaikan.”

Sebuah pertarungan yang cukup sengitpun terjadi. Para Ghorqod menyerang secara bersama dengan mengubah tangan – tangan mereka menjadi semacam akar yang siap membelit namun Thea dan Raheem bergerak sigap untuk menghindari serangan dengan cara melompat. Akan tetapi, akar – akar ini terus mengikuti kemanapun keduanya bergerak dan akhirnya berhasil mengait kaki keduanya yang membuat mereka terhempas ke tanah. Beberapa Ghorqod yang lain berhasil membelit tangan keduanya dengan sangat erat yang membuat pedang terlepas dari tangan. “ Matilah kita sekarang. Ada ide?” Raheem melihat ke arah Thea. Yang dilihat hanya terdiam tanpa berbicara sepatah katapun. Dalam keadaan terdesak, tiba – tiba terdengar suara pekikan puluhan gagak dari langit. Gagak – gagak ini menyerbu para Ghorqod dan terlepaslah Raheem dan Thea.

Raheem dan Thea sejenak bangkit. “Dari mana datangnya burung – burung ini??” Raheem heran. Dengan melihat burung - burung gagak yang mengerubuti para Ghorqod, Thea berujar pendek, “ Omar. Mereka adalah jelmaan kakakku,Omar. Ternyata dia menyusulku ke sini.” Raheem terkaget – kaget mendengar penjelasannya. Setelah berhasil melumpuhkan para Ghorqod, para gagak berkumpul membentuk siluet manusia dan seketika berubah menjadi seorang lelaki yang tampan .” Kakak!” Thea berlari dan memeluk sang kakak cukup lama.” Oh, hampir lupa Kak. Ini adalah Raheem.” Dengan memegang lengannya yang masih sakit, Raheem berjalan mendekat.” Aku sudah tahu. Kami sudah pernah bertemu sebelumnya di pemakaman,” Omar menjelaskan seraya tersenyum. Sedikit terkejut, Raheem mencoba mengingat – ingat kembali kejadian di pemakaman.

” Oh, ternyata burung gagak yang ada di pemakaman waktu itu adalah.. kau?”

“ Benar. Aku tak tega membiarkan adikku pergi sendirian membawa beban tugas seberat ini, makanya aku mengikutinya. Baiklah, mari kita segera pergi dari sini.”

Terjadi keanehan saat mereka hendak meninggalkan tempat itu. Bangkai – bangkai Ghorqod yang telah tercerai berai menyatu dan berubah menjadi Ghorqod raksasa. “ Ini tidak bagus. Kalian berdua cepat pergi dari sini. Aku akan menahannya selama mungkin,” Omar berkata. “ Tapi Kak, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian di sini. Kita akan mengalahkannya bersama,” Thea menangis. “Bodoh!! Apakah diriku lebih penting daripada nasib dunia??Cepat pergi dari sini!!” bentaknya. “ Sudahlah Thea, kita pergi dari sini. Jangan cemaskan kakakmu. Kau lihat sendiri tadi bukan? Ia akan baik – baik saja,”Raheem mencoba membujuk Thea. Dengan berat hati, Thea pergi meninggalkan kakaknya. Saat hendak pergi, Omar memanggil sang adik.”Thea, bawalah ini bersamamu. Mudah – mudahan bisa menolongmu,” kata Omar sambil melemparkan sebuah tas kecil ke arah adiknya.“ Tas itu berisi beberapa benda yang bisa menolongmu,” ia menjelaskan “ Di dalamnya juga terdapat handy talky dan aku akan menghubungimu nanti setelah urusanku selesai.” Tak lama setelah itu,Thea berlari menerobos hutan. Sesekali ia menoleh ke belakang. Omar tersenyum padanya. Semakin lama,senyum itu semakin hilang dan tak terlihat lagi. “Kakak, semoga kau selamat dan bisa menyusul kami,” katanya dalam hati dengan diiringi isak tangis.

Makhluk ini sungguhlah sangat besar dan kuat. “ Dasar monster jelek. Kau sungguh membuatku kesal,” Omar menggerutu. “ Baiklah, kita selesaikan sekarang urusan kita yang belum selesai.” Sebuah cahaya seperti petir muncul dari tangan kanannya dan terbentuklah sebuah pedang. Pedang ini disebut pedang Zovac yang terkenal sangat tajam dan kuat. Konon, pedang ini didapatkan oleh Nyonya Anne setelah ia mendapatkan petunjuk lewat sebuah mimpi. Di dalam mimpinya, ia harus pergi ke Gunung Catau untuk menarik keluar pedang ini dari dalam magma. Gunung Catau sendiri adalah satu di antara empat gunung utama penyangga bumi. “Sudah lama kita tak bertemu sahabat lama. Mari kita enyahkan makhluk jelek ini,” Omar berkata pada pedangnya.

Sebuah serangan pembuka datang dari Ghorqod. Tangan – tangan akarnya yang lebih mirip tentakel datang bertubi – tubi sepeti puluhan tombak yang menghujam ke tanah. Omar melompat ke sana kemari dengan sangat gesitnya menghindari serangan. Tiba saatnya ia melancarkan serangan pertamanya. Omar berlari dengan sangat cepatnya di atas salah satu akar Ghorqod dan menusuk salah satu matanya. Setelah itu, ia bergerak sedikit menjauh. Pohon raksasa ini mengerang kesakitan. Suaranya melengking keras dan sangat mengerikan hingga membuat burung – burung yang ada di hutan terbang ketakutan. Teriakan Ghorqod mengagetkan Dasim dan para anak buahnya yang berada berkilo – kilo meter dari lokasi pertarungan. “ Suara apa itu?? Jangan – jangan suara itu ada hubungannya dengan mereka,” Dasim menduga.” Cepat kita ke sana sekarang!!”Dasim memberi instruksi pada para anak buahnya. Sesaat langit terlihat penuh dengan beberapa gumpalan hitam yang membuat keadaan gelap untuk beberapa saat.

Sementara itu, Omar yang berhadapan dengan Ghorqod merasa cemas.“Oh, tidak. Aku telah membuatnya sangat marah,” ia melihat sebuah akar raksasa yang menuju ke arahnya. Terlambat menghindar dan terhempaslah Omar ke tanah dan menimbulkan suara yang sangat keras. Saat mencoba bangkit, dia merasakan getaran dari dalam tanah dan keluar sebuah duri raksasa dari lokasi ia terjatuh.

Omar berguling menghindari duri tersebut. “ Untung saja aku cepat menghindar. Terlambat sedikit saja aku bisa jadi sate,” dia kaget dengan nafas tersengal – sengal. “ Brengsek. Duri ini pasti berasal dari akar – akarnya yang ada di dalam tanah. Jika akarnya begitu banyak maka pasti durinya juga...,” belum sempat ia selesai berpikir, ia dikejutkan oleh duri – duri lain yang muncul dari dalam tanah. Mereka seakan mengikuti kemanapun ia berpindah. Saat Omar lengah, lidah Ghorqod yang mengandung cairan asam membelit tangan kanannya yang semakin lama semakin kencang. Omar merasakan tangannya seperti terbakar dan melepuh sekaligus membuat Zovac terlepas dari genggaman. Lidah ini dengan cepat menarik kakak Thea ini ke dalam mulut dan Ghorqod berhasil menelannya hidup – hidup. “Oh, tidak!! Aku tidak bisa bergerak di dalam sini. Badanku lemas sekali dan kekuatanku seperti menghilang,” Omar mencoba menggerakkan tubuhnya di dalam lambung monster pohon ini tapi sia – sia. Tulang – tulangnya serasa remuk karena ditekan dari segala arah. “Kini akupun tak sanggup melakukan kontak dengan Zovac,” Omar merintih.

Beberapa saat kemudian, Dasim dan anak buahnya tiba.” Wah wah wah..ternyata ini semua ulahmu Ghorqod, “ Dasim tersenyum sinis. “ Lihatlah tempat ini sekarang, hancur berantakan oleh ulahmu. Kau sungguh hebat.” Ghorqod merasa bangga mendapat pujian dari tuannya.

“Apa ini semua ada hubungannya dengan...seorang remaja bernama Raheem dan temannya?”

“Benar Tuanku. Beberapa saat yang lalu aku memata – matai pembicaraan mereka berdua dan dari pembicaraan mereka, aku menjadi tahu jika mereka melarikan diri dari Anda.”

“Lantas, di mana mereka sekarang?Apakah kau berhasil membunuh atau setidaknya menangkap mereka hidup – hidup?”

“Maaf, Tuan. Me..mereka berhasil kabur...”

“Apa? Dasar bodoh!! Buat apa kau memiliki badan besar tapi menghadapi dua ekor tikus saja tak sanggup! Dasar tidak berguna!”

“Seseorang bernama Omar telah membantu mereka dan kini ia terperangkap di dalam perutku dalam keadaan hidup.”

“ Kalau begitu, cepat keluarkan! Aku akan berbicara cukup banyak dengannya.”

Ghorqod memuntahkan Omar dari dalam perutnya. Bruk!! Badannya tergeletak di tanah dan tak berdaya. Omar merasakan pandangannya yang kabur perlahan mulai normal. Dilihatnya sebuah kaki yang terbungkus sepatu boot mendekat. Orang yang ada di hadapannya kini mengambil posisi jongkok, memegang dagu Omar dan mendongakkan kepalanya. “Hmm, kau sungguh berani melawan Ghorqod namun tak cukup kuat untuk mengalahkannya,” Dasim meremehkan Omar. “Sekarang katakan padaku, ke mana mereka akan membawa ‘Si Bocah Kecil’?Aku tahu mereka akan membawanya ke Homs tapi aku perlu memastikan mereka akan membawanya ke mana dan aku akan membiarkanmu tetap hidup,” Dasim memberi sebuah tawaran.

Omar tertawa mendengar tawaran itu. “ Lebih baik aku mati daripada memberitahumu ke mana adikku, Thea akan membawa pergi Raheem. Cuih!!” Omar meludahi wajah Dasim. Dengan menahan marah, Jenderal Bangsa Ibran itu membersihkan wajahnya dari ludah. “ Oh, jadi dia adalah adikmu? Baiklah kalau itu maumu. Akan aku penuhi permintaanmu. Kemudian, tanpa sengaja ia melihat pedang Zovac yang tergeletak tidak cukup jauh dari tempatnya berdiri dan memungutnya. “Aku akan membuatmu cepat mati tanpa merasakan sakit,” kali ini ekspresi Dasim cukup tenang. Akhirnya, Omar tewas cukup mengenaskan tertebas oleh pedangnya sendiri. “Kita akan menemukan kedua tikus itu dengan menggunakan ini,” Dasim tersenyum senang setelah menemukan sebuah handy talky dari saku celana Omar. “Tak usah terburu – buru, kita singkirkan dulu mayat orang ini agar tidak menimbulkan kecurigaan orang. Tunggu kedatanganku dan jangan lupa siapkan barang pesananku bocah!,” ia tersenyum sadis seraya membersihkan tangannya dari cipratan darah.

(TO BE CONTINUED...)

THE PROTECTOR (EPISODE 1 : MISTERI KOTAK EMAS)

Rabu, 30 Juli 2014
Posted by Mr. Benz

Suasana sunyi terlihat di sebuah kamar yang terletak di lantai dua dari sebuah rumah bergaya arsitektur klasik. Hanya terdengar suara detak jam dinding. Waktu menunjukkan pukul 16.20. Sementara itu, pemandangan di luar jendela terlihat gelap.Sangat gelap. Langit mendung seolah menggambarkan suasana duka yang tengah terjadi. Di dalam kamar, terbaring lemah seorang wanita tua dan seorang remaja laki – laki yang tak lain adalah cucunya yang bernama Nobi. “ Mungkin sekarang sudah tiba saatnya aku pergi, “ ia tersenyum lirih. “ Sebelum aku pergi meninggalkan dunia ini, aku ingin mengatakan sesuatu.”

Sang cucu terdiam. Tampak air mata meleleh di sela – sela kedua matanya. “ Jangan bicara seperti itu Oma. Oma harus yakin bahwa Tuhan akan memberi kesembuhan.”

“Dengarlah baik – baik. Sepeninggal diriku nanti pergilah ke ruang bawah tanah yang ada di rumah ini...,” belum sempat dia meneruskan, Nobi sudah menyela.”Ruang bawah tanah, ruang bawah tanah apa?Kenapa Oma selama ini tidak pernah bercerita apapun tentang ruang bawah tanah ini?”tanyanya dengan keheranan. Sesaat kemudian, nenek itu menatap langit – langit kamar. Sesekali ia terbatuk – batuk. Dengan menghela nafas panjang, ia meneruskan cerita yang terpotong tadi tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan dari cucunya.” Jangan memotong pembicaraanku,karena aku tidak suka itu.”

Nobi terdiam tanpa berkata apa – apa lagi. Sementara itu, tangannya semakin erat menggenggam tangan nenek tercinta. Perasaan akan takut kehilangan semakin besar hingga membuat nafasnya semakin sesak. Sesaat, dia mencoba menguasai keadaan.

“Ruang bawah tanah ini ada di bawah lantai dapur, tepat di bawah lampu dapur. Untuk membuka pintunya, ucapkanlah ‘Virtus, Unita, Fortior’.Setelah kamu berhasil masuk ke dalam ruang bawah tanah ini, ambillah kotak emas yang ada di sana dan bawalah pergi. Pastikan bahwa kotak ini sampai dengan selamat di tangan Nyonya Anne.” Raheem masih ingat tentang wanita ini. Dua tahun yang lalu saat dia berusia 16 tahun, Nyonya Jameela – nenek Raheem – pernah mengajaknya berkunjung ke kediamannya di Kota Homs, berjarak sekitar 800 kilometer dari kotanya saat ini, Wordville. Nyonya Anne adalah seorang wanita berusia 78 tahun yang menurutnya suka menebar senyum dan ramah. Akan tetapi, terkadang Nobi merasa ada sesuatu di balik tatapan mata dan senyumannya. Itu terkadang membuatnya merasa ketakutan sendiri.

Nobi yang merasa bingung, memberanikan diri bertanya. “ Oma, apa sebenarnya isi dari kotak ini dan..dan mengapa aku harus membawanya ke sana?” kali ini ia berharap ada jawaban yang muncul dari bibir neneknya. “ Isi dari kotak inilah yang akan menentukan masa depan dunia, menjadi surga ataukah neraka. Untuk saat ini kamu tak perlu tahu apa isinya,setidaknya hingga kamu sampai di sana dengan selamat karena bisa jadi kamu akan mempertaruhkan nyawamu untuk ini semua...,” beberapa saat kemudian, Nyonya Jameela menutup mata untuk menuju keabadian dengan tangan masih menggenggam erat tangan cucu satu – satunya itu. Tampaknya ia menaruh harapan besar pada remaja yang kini akan lulus dari Dundlee, sekolah terfavorit di Wordville itu. Hujan deras dan petir menggelegar mengiringi kepergian nenek yang terkenal ringan tangan di kalangan para tetangga kompleks . Tetes air mata Raheempun menetes dengan deras membasahi lantai kayu berwarna abu – abu dan agak kusam.

Cuaca sangat cerah pagi itu. Matahari tampak tak sungkan menunjukkan sinarnya yang hangat pada puluhan orang yang menghadiri pemakaman Nyonya Jameela. Setengah jam berlalu. Satu – persatu pelayat telah pergi meninggalkan pemakaman. Hanya tinggal Nobi dan Pak Levy, Wali Kelas sekaligus guru Sains di Dundlee.

“Dengar, aku turut berduka cita atas meninggalnya nenekmu dan aku tahu itu terasa sangat berat.”

“ Terima kasih atas semua perhatian Anda. Perhatian dari orang – orang sekitar sangat penting artinya buat saya.”

“ Jangan terlalu larut dalam kesedihan karena hidup harus terus berjalan. Apa rencanamu setelah ini?”

“ Entahlah. Saya belum berpikir terlalu jauh.”

“ Baiklah. Jika sewaktu – waktu kamu membutuhkan bantuan atau apapun, kamu bisa datang ke rumahku. Pintu rumahku akan selalu terbuka untukmu.”

“ Terima kasih atas kebaikan Anda.”

Sebuah tepukan ringan di pundak Nobi mengiringi kepergian lelaki paruh baya tersebut. Kini, di pemakaman hanya tinggal ia seorang. Angin bertiup kencang pagi itu namun ia tak memperdulikannya. Ia terus memandangi nama yang tertera di batu nisan. “ Akan aku penuhi amanatmu oma walau aku harus mati sekalipun,” ia lantas pergi dari sana. Akan tetapi, suara seekor burung gagak di atas pohon di kompleks pemakaman menghentikan langkah kakinya. Burung gagak memandang tajam dan sesekali mengeluarkan suara pekikan yang sangat mengerikan. Langkah kaki yang terhenti bergerak kembali dan hembusan angin kencang yang menyapu dedaunan kering mengiringinya yang semakin lama semakin menjauhi kompleks pemakaman.

----*****----

Tiga hari berlalu sejak kematian Nyonya Jameela.Nobi hampir lupa amanat neneknya karena terlalu larut dalam duka hingga suatu malam saat dia merapikan baju – baju nenekya di almari ia teringat kembali. Dengan lilin ada di tangan, Nobi melangkah memenuju dapur. Dengan perasaan ragu – ragu, remaja lelaki yatim piatu itu melafalkan kata kuncinya dengan mulut bergetar,” Virtus, Unita, Fortior....” Perlahan, lantai terbuka dan disertai dengan sedikit getaran . Kini, dihadapannya terpampang lorong bawah tanah yang panjang nan gelap. Beberapa menit kemudian, kaki – kakinya sudah menapaki beberapa anak tangga yang sudah agak lapuk sehingga ketika diinjak terdengar deritan kecil di sana – sini. Ia terus menyusuri lorong demi lorong yang cukup panjang. Terasa sekali udara yang sangat lembab. Hingga , sampailah dia di sebuah ruang yang agak luas dan di sana terdapat sebuah benda berkilauan saat api lilin ia dekatkan. “Ini pastilah kotak emas yang dimaksud oma. Aku harus segera membawanya pergi dari sini esok hari.”

Stasiun Ruttendore sangat ramai dengan banyak orang berlalu lalang. Mereka terlihat seperti sekumpulan semut yang sibuk mencari makan. Di antara mereka, terlihat Nobi berjalan agak cepat menuju kereta api tujuan Homs dan dia tidak menyadari ada beberapa pasang mata mengamati dan mengikutinya. Setelah mendapatkan kursi, ia mengatur nafas sambil sesekali melihat ke arah luar jendela. Tampak baginya kereta api telah bergerak perlahan. Ada perasaan sedikit lega karena sejauh ini tidak ada kejadian yang tidak diinginkan. Karena terlalu sibuk dengan kecemasan yang berlebihan, dirinya tersadar bahwa tak memperhatikan suasana di dalam gerbong. Beberapa orang tampak lalu lalang - ada yang sibuk menata koper,ada pula yang pergi ke toilet – beberapa di antara mereka ada yang sangat menarik perhatiannya, termasuk seorang gadis kecil yang berlari bolak – balik menyusuri gerbong sambil membawa boneka kayu. “ Jaga pandanganmu jika kamu ingin selamat ,” ujar seorang lelaki muda berkumis tipis yang sedang asyik membaca koran di hadapan Raheem. Lelaki itu tampak maskulin dengan setelan jas berwarna coklat. Sebuah dasi berwarna merah melingkar rapi di lehernya dan tak lupa topi ala Charlie Caplin menutupi kepala. “ Siapa Anda?” tanyanya penuh curiga.

“ Nanti kamu akan tahu dengan sendirinya. Yang terpenting sekarang adalah jagalah tingkah lakumu. Jangan sampai menimbulkan kecurigaan sedikitpun atau nyawamu akan melayang.”

“ Apakah kau akan membunuhku?”

“ Tidak. Justru aku akan menyelamatkanmu dan memastikanmu sampai dengan selamat di Homs.”

“ Bagaimana aku bisa percaya padamu?”

“ Karena aku satu – satunya harapanmu saat ini – selain Tuhan tentunya.”

Sambil tetap membaca koran, laki – laki itu meneruskan penjelasannya. "Ada lima orang di gerbong ini yang siap menghabisimu. Ikutilah segala perintahku jika engkau ingin selamat, paham?” Nobi hanya bisa mengangguk. “ Tiga orang laki – laki bermantel dan berkaca mata hitam di bangku nomor 23, serta dua orang wanita: seorang petugas penarik tiket yang berada beberapa meter dari kita dan gadis kecil pembawa boneka yang kau lihat tadi.” Satu jam berlalu dan tidak terjadi apa – apa. “ Dengar, sekitar lima menit lagi kita akan memasuki terowongan Goodle. Ini kesempatan terbaik kita untuk pergi dari sini,” lelaki misterius itu menginstruksikan. Kereta api berjalan sangat cepat dan mulai memasuki terowongan. Sesaat ruangan dalam gerbong sangat gelap untuk beberapa detik dan kembali terang. “ Apa??!! Di mana anak itu?!! Lelaki yang duduk bersamanya juga menghilang. Brengsek, entah siapa orang yang bersamanya saat itu tapi yang pasti dia telah mencium rencana kita dan membocorkannya pada anak itu,” salah satu dari orang – orang misterius yang mengintai mereka tampak kesal. Sementara itu, jendela di hadapan mereka tampak terbuka.“Mereka pasti melompat keluar lewat jendela saat kereta masuk terowongan. Cepat turun dari kereta ini dan kita kejar mereka!” Di belakang gerbong, mereka lenyap dalam gumpalan asap – asap hitam dan menuju hutan.

Pintu toilet bergerak – gerak dan di baliknya muncul Nobi dan si pria.” Hahh, tampaknya keadaan sudah mulai aman dan kita bisa menikmati sisa perjalanan ke Homs,” si pria tersenyum lega sambil membetulkan jasnya. Lalu, mereka berdua berjalan kembali menuju tempat duduk semula. Akan tetapi, alangkah terkejutnya Nobi. Ternyata, wanita penarik tiket dan gadis kecil pembawa boneka masih berada di dalam kereta. “Oh, sial!” Nobi kesal. Gadis kecil dan wanita penarik tiket yang juga terkejut dengan kemunculan mereka berdua secara reflek mengeluarkan senjata. Gadis kecil mengulurkan boneka kayunya. Dari mulutnya keluar moncong senapan dan seketika memberondong sasarannya dengan membabi buta.” Matilah kalian!” si gadis kecil tertawa menakutkan.”Lari!” pria bertopi memberi instruksi pada Nobi yang diikuti dengan berondongan senapan. Suasana gerbong mendadak kacau. Para penumpang berteriak dan berlari ketakutan. Kursi dan dinding gerbong hancur serta menyebabkan kaca pecah berantakan. Mereka berdua terus berlari menyusuri gerbong dan melompat di antara bangku – bangku. Sesaat kemudian, suara tembakan berhenti. Dengan senyum menakutkan, si gadis kecil berjalan menuju ke arah mereka. Di sisi yang lain, pria bertopi mendengar suara langkah mendekat. Sejurus kemudian, ia melihat ke arah Raheem yang berada di seberang. Wajahnya pucat penuh ketakutan. Pria bertopi akhirnya tak tinggal diam. Ia mengeluarkan pisau dari balik jas yang telah dilumuri racun. Dalam kesempatan yang sangat kecil, pria bertopi melompat ke samping dan melemparkan pisau tersebut yang menghujam tepat ke jantung gadis itu dan menyebabkannya tewas seketika.

Melihat rekannya tewas, membuat wanita penarik tiket murka. Dengan samurai terhunus, dia berlari ke arahnya. Karena terlambat menghindar, lengannya terluka terkena sabetan pedang. Namun, ia juga berhasil menendang perut si wanita yang membuatnya terjengkang dan membuat kepalanya membentur dinding. Hal ini membuatnya tak sadarkan diri untuk beberapa saat. Saat berhasil bangkit, ia melihat sebuah bola seukuran kelereng menggelinding dan berhenti di kakinya.Ternyata, itu adalah bola gas air mata. Seketika, gerbong penuh dengan asap dan kesempatan ini dimanfaatkan Raheem dan teman barunya kabur. “Wow, tunggu tunggu!! Apa kamu yakin kita akan melakukannya?” Nobi terlihat sangat takut karena mereka akan terjun dari kereta ke sungai yang berada 80 meter tepat di bawah rel . Ini masalah baginya karena ia sangat phobia dengan ketinggian. Tanpa banyak bicara, pria bertopi mendorongnya. “Wooaa!!!” mereka terjun bebas dari ketinggian yang cukup ekstrem. Tak lama kemudian, terdengar suara dentuman yang sangat keras di bawah.

----*****----

Nobi dan pria bertopi tampak sedang beristirahat di bawah sebuah pohon. Melihat darah yang terus mengucur dari lengan pria bertopi, Nobi berusaha mengobatinya. Sambil mengobati lukanya, dia bertanya pada pria itu,”kamu belum mengenalkan siapa dirimu dan kamu masih berhutang padaku tentang itu.” Pria bertopi tersenyum dan menjawab,”Dan kamupun berhutang nyawa padaku.” Mereka lalu tertawa bersama. Sang pria misterius lantas melepas kumis palsunya dan wig yang sedari tadi menutupi rambut aslinya. “ Ahh...,sungguh gerah memakai aksesoris – aksesoris ini.” Nobi sangat terkejut dan yang lebih mengejutkannya adalah ternyata ia adalah seorang wanita.”Apa? Jadi kamu adalah wanita? Aku sungguh tak percaya.” Sambil mengurai rambutnya yang panjang, wanita itu berkata,”Dan kini kamu percaya bahwa aku adalah seorang wanita. Namaku adalah Thea. Aku diperintahkan oleh Nyonya Anne untuk mengawal perjalananmu dan memastikanmu bersama kotak emas itu sampai dengan selamat di Homs.”

“Lantas, apa rencana kita sekarang?” Nobi bertanya. “Kita harus mencari tumpangan dan secepatnya pergi dari sini sebelum Dasim dan anak buahnya dapat mengejar dan menangkap kita.” Sesegera mungkin mereka meninggalkan tempat itu dan menerobos hutan sebelum sampai ke jalan besar. Akan tetapi, mereka tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang mengintai mereka. Sementara itu, Dasim sangat murka mengetahui Devil Doll – gadis kecil pembawa boneka – telah tewas dan melukai Kalara – wanita penarik tiket. “ Aku bersumpah akan membunuh mereka berdua dan merebut 'Si Bocah Kecil,” tegasnya dengan mata memerah.

Thea dan Nobi terus berlari menyusuri hutan dan dari kejauhan terdengar suara burung bersahut - sahutan . Tiba – tiba langkah lari mereka terhenti. “Ssshhh...berhenti. Ada sesuatu yang aneh di sini. Nampaknya ada yang mengikuti kita,” Thea berkata setengah berbisik. “ Aku tak melihat apapun di belakangku,” Nobi menengok ke belakang. “ Karena mereka sudah ada di depan kita sekarang,” Thea meyakinkan Nobi. Ia membalikkan badan dan matanya terbelalak tak percaya dengan pemandangan di hadapannya. Dia tidak pernah melihat makhluk seperti itu sebelumnya.

“Makhluk apa mereka?Mereka terlihat seperti...seperti pohon.Aku benar kan?”

“ Ghorgom si manusia pohon. Mereka dikenal sangat licik. Mereka banyak tumbuh di Negara Ibran.”

“ Tapi bisa apa mereka? Aku tahu mereka jumlahnya sangat banyak tapi mereka sangat pendek.”

“ Jangan terkecoh dengan ukuran tubuh mereka karena pemikiran itulah yang akan membuatmu terbunuh.”

Thea melemparkan sesuatu ke arah Nobi. “ Gunakan pedang itu untuk melindungi dirimu dan berhati – hatilah .Ghorgom sering memanfaatkan kelengahan lawannya dan mereka seringkali memanfaatkan media tanah untuk menyerang. ” Kini, mereka bersiap – siap akan menghadapi salah satu lawan tersulit yang akan merintangi perjalanan mereka ke Kota Homs. Berhasilkah mereka??

(TO BE CONTINUED...)
Rabu, 16 April 2014
Posted by Mr. Benz
Dalam waktu dekat, saya akan memposting karya - karya cerpen maupun cerita bersambung yang bergenre fiksi fantasi. Saya berharap karya - karya saya ini mendapat apresiasi yang positif dari kawan - kawan semua. Masukan dan kritikan yang membangun dari Anda semua akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas karya - karya yang saya posting di sini. Semoga terhibur. Wassalam.
Welcome to My Blog

Language Translator

Popular Post

Follow My Twitter

Facebook Fans Page

Visitor Flag

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

ALEXA RANK

- Copyright © Cerita Fantasi dan Misteri (Fantasy and Mystery Story) -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -