Posted by : Mr. Benz Jumat, 26 September 2014

“Sepertinya aku tak punya pilihan lain selain menggunakan Azwad untuk membinasakan sampah – sampah seperti kalian,” kotak emas berisi Azwad kini terbuka di depan mata Dasim. “Aku akan membebaskan semua dosa manusia yang di dalam batu ini dan aku akan menjadi kuat karenanya sekaligus tak terkalahkan.”

“Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang sangat melelahkan dan panjang,” kata Omar. “Sepertinya begitu,” Thea menimpali. Dengan hanya menggerakkan kedua tangannya, Dasim membuat batu – batu Azwad melayang dan memancarkan kilatan – kilatan cahaya berwarna hitam kebiruan. Tanah bergetar dengan kencang seperti sedang terjadi gempa yang diikuti dengan retakan di sana – sini. Sementara sebagian tanah yang lain terkelupas. Tak berhenti sampai di situ. Langitpun mendadak gelap dan petir menyambar.

Sesuatu yang sangat mengagetkan Raheem dan teman – temannya adalah ketika Dasim membuka jubahnya. Tubuhnya tak sepenuhnya tubuh seorang manusia. Tubuhnya lebih mirip mesin yang tercangkok di antara gumpalan daging. Sebuah jantung yang terbungkus membran transparan terdapat di bagian kiri dadanya. Bergeser ke bagian tengah dada, terdapat rongga berbentuk bulat dengan puluhan kabel yang terhubung ke tiap bagian tubuhnya.

Azwad bergerak perlahan dan masuk ke rongga ini dan tersegel. Energi yang berasal dari kumpulan dosa miliaran manusia mengalir di dalam kabel – kabel dan menstimulus perubahan genetis pada DNA di dalam sel – sel tubuh. Jaringan baru mulai bermunculan dari tubuh Dasim. Diawali munculnya dua pasang tangan baru di punggung dan di pinggang, ekor bercabang tiga yang memancarkan api, dan puncaknya adalah kepala Dasim terbelah dan dari dalamnya muncul kepala baru dengan volume otak yang lebih besar dan memanjang ke belakang. Otak ini dilindungi oleh semacam cairan bening dan kental seperti janin di dalam rahim yang dilindungi oleh air ketuban. Sementara itu, dia tidak memiliki mata namun memiliki mulut yang lebarnya mendekati lubang telinga dengan gigi yang besar dan tajam. Air liur sesekali menetes dari sana. Angggota tubuh tangan dan kaki yang semula memiliki lima jari, kini berubah hanya memiliki tiga jari.

“Ukh,..monster yang sangat jelek,” Raheem merasa jijik. “ Lebih jelek dari Ghorqod aku kira,” Thea menimpali.

“Oh, aku merasa sangat berbeda sekarang. Jauh lebih kuat dari sebelumnya ha..ha..ha!” Dasim melihat ke sekujur tubuhnya. “Hm, aku ingin mencoba seberapa dahsyat kekuatanku.”

Kepalanya bergerak melihat ke sekeliling. Pandangannya terhenti ke sebuah bukit besar di belakang Raheem. Dengan hanya menggerakkan tangan secara vertikal, Dasim mampu membelahnya menjadi dua. Betapa terkejutnya Raheem mendengar suara gemuruh dari bukit di belakangnya. Kini, Raheem hanya mampu melihat ruang kosong tanda tidak ada satupun yang tersisa. “Mengerikan,” kata Omar singkat.

“Hari ini aku menantangmu!” Dasim mengarahkan jari telunjuknya ke arah muka Omar. “Dan biarkan Ifridz dan Kichiro yang meladeni kedua anak itu.Kalian berdua, bawa anak – anak itu pergi dari sini dan habisi mereka dengan tanpa ampun.”

Kaki tangan Dasim yang sebenarnya kakak adik itu menghilang layaknya angin dan muncul tiba – tiba di depan Raheem dan Thea. Belum selesai keterkejutan mereka, Ifridz dan Kichiro sudah membawa mereka pergi entah ke mana dan meninggalkan Omar sendirian.” Sekarang, hanya tinggal kau dan aku. Akan segera kukirim dirimu ke akhirat untuk yang kedua kalinya dan aku pastikan kali ini aku tak akan gagal,” sepertinya Dasim masih memendam kekesalannya setelah Omar berhasil menipunya dengan berpura – pura mati.

----*****----

Sementara itu, di sebuah padang pasir yang tidak begitu jauh dari lokasi pertarungan antara Omar dan Dasim, Raheem dan Thea bersiap menghadapi Ifridz dan Kichiro. “Setelah ini , kami akan memperlihatkan sesuatu yang menarik pada kalian,” kata Kichiro. Sebuah botol berukuran mini berisi cairan berwarna biru kini berada di tiap genggaman Ifridz dan Kichiro. Kakak beradik itu lantas meminumnya dan sesuatu terjadi. Tubuh mereka mendadak perlahan – lahan mencair dan bersatu. Cahaya yang terang benderang muncul dari percampuran ini dan membuat silau setiap mata yang melihatnya. Dari dalamnya perlahan muncul sesosok pribadi yang berbeda.

Raheem dan Thea dapat merasakan hawa kekuatan yang sangat dahsyat. Mereka terpaksa melindungi wajah mereka dengan tangan akibat terpaan angin kencang yang bercampur dengan hawa panas. “Perkenalkan, namaku adalah Lock Man. Gabungan dari nama asli kami berdua, Wenlock dan Mandevill. Nama asli kami sendiri jika di tafsirkan menjadi ‘we – unlock – man – devil’ yang bila diartikan kurang lebih ‘kami membebaskan manusia iblis’ dan perwujudannya bisa kalian lihat sekarang.”

Wujud Lock Man adalah iblis bermata satu dengan mata yang lebar hingga memenuhi hampir seluruh wajahnya. Di dahinya terdapat gambar segitiga piramida berwarna kuning keemasan. Turun ke bagian badan, separuh badannya berwarna hitam dan sebagian yang lain berwarna merah. Di bagian dada, terdapat percikan api kecil berwarna biru. Ciri khasnya saat bertempur melawan musuh adalah selalu membawa tongkat emas yang ujungnya bergambar bintang hexagon dan di tengahnya terdapat sebuah lingkaran.

“Baiklah, sebaiknya pertarungan ini dimulai saja,” Lock Man melepaskan genggaman dari tongkat emasnya. Kemudian, tongkat ini bergerak sendiri dan berhenti persis sejajar dengan tubuhnya. Suara mendesis terdengar dari mulutnya saat ia mengucapkan mantra. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dilakukannya dengan tongkat emas tersebut.

“Apa yang akan dia lakukan?” Raheem bertanya pada Thea. “Aku sendiri tidak tahu. Aku belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya,” Thea menjawab. “Bersiaplah untuk menghadapi iblis – iblis peliharaanku dari Dunia Kegelapan,” Lock Man tersenyum menyeringai. Sebuah lubang hitam muncul dari lingkaran tongkat emasnya. Semakin lama lubang hitam ini semakin membesar dan dari dalamn berterbangan banyak iblis dengan wajah yang menyeramkan. Mereka terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi ke arah Raheem dan Thea.

Dua iblis berhasil menangkap Thea dan membawanya terbang tinggi. “Ah, Raheem tolong!!,” Thea menjerit di atas sana. Semuanya serasa terbalik sekarang. Thea yang seharusnya menjadi penjaga dan pelindung Raheem malah tak berdaya.”Thea!!,”Raheem menyesal karena kalah cepat dengan mereka.

Nasib Raheem tidak berbeda jauh. Bahkan, lebih parah. Segerombolan iblis menerjang tubuh Raheem dan menyebabkannya tergolek tak berdaya di antara reruntuhan tebing. Thea sendiri di atas ketinggian sempat melihat kejadian ini. Namun ,hal yang tak terduga tiba – tiba terjadi. Dua bongkah batu besar menghantam tubuh para iblis yang membawa Thea dan mengakibatkan mereka bertiga terjatuh. Beruntung bagi Thea. Ada sesuatu yang menangkap tubuhnya dan menyelamatkannya yang ternyata adalah sang gorila. Untuk beberapa lama gorila berlari dan melompat di antara tebing sebelum mendaratkannya.

Setelah berhasil mendarat, Thea segera turun dari genggaman sang gorila dan berlari menuju tempat Raheem tertimbun reruntuhan. Ketika berlari inilah, Thea merasakan sesuatu yang aneh dari balik reruntuhan dan berhenti seketika. Ia tidak berani lagi melanjutkan niatnya. Benar saja, reruntuhan ini bergerak berulang kali namun dengan gerakan yang tidak biasa karena diiringi munculnya cahaya dengan sensasi yang aneh. Cahaya ini terasa tidak menyilaukan mata akan tetapi di sisi lain terasa menyejukkan dan menentramkan batin.

” Inikah yang disebut dengan aura itu? ,” Thea membatin.

Cahaya ini semakin lama semakin terang dengan warna yang beraneka ragam. Thea merasakan hawa yang berbeda bila dibandingkan hawa milik Lock Man karena dia merasakan kekuatan yang jauh lebih kuat dan positif. Dari balik cahaya muncul Raheem yang penampilannya sungguh berbeda dari sebelumnya.

Matanya merah menyala dan rambutnya terlihat kaku – tajam. Cahaya matahari membuatnya berkilau seperti cahaya yang memantul pada sebongkah logam. Pada dahinya terikat sehelai kain dan bajunya berkerah tinggi yang membuat bibir hitamnya tak terlihat. Raheem melihat ke sekujur tubuhnya. “Sebaiknya kamu pergi sejauh mungkin dan berlindung ke tempat yang aman,” kalimat itu dia ucapkan seraya berlalu tanpa memandang sedikitpun ke arah Thea.

“Kamu tidak bisa melakukan itu padaku,” Thea protes. Protes itu dijawabnya hanya dengan mengarahkan dua jari – telunjuk dan tengah – ke dahi Thea dari jarak dua meter. Thea ambruk dan pingsan. “ Bawalah dia pergi dari sini. Aku tidak ingin melihatnya terluka,” gorila mendengarkan kalimat yang dia tahu kalimat itu ditujukan kepadanya. Seakan mengerti maksud Raheem, gorila segera membopong Thea dan pergi dari situ.”Sekarang kita segera selesaikan urusan kita karena terus terang aku tidak suka tempat ini,” Raheem berkata. “Tenang saja, akan segera aku kirim dirimu ke tempat yang jauh lebih menyenangkan yaitu neraka,” Lock Man tertawa terkekeh – kekeh.

----*****----

Suara letusan senjata memecah kesunyian. Selongsong peluru penyok terjatuh di antara kaki Dasim. “Sepertinya itu ide yang buruk,” Omar menyinggung perbuatan yang baru saja dilakukannya. Dasim membalas dengan mengeluarkan banyak bola api dari dalam mulut. Ledakan demi ledakan terjadi dan membuat semua seperti neraka karena penuh dengan kobaran api.

Dari dalam kobaran api muncul Omar. Omar melompat dan menghantamkan pedangnya ke arah kepala Dasim. Kepala Dasim sungguh keras hingga tak mampu melukainya sedikitpun. “Makhluk apa dia ini?” kata Omar dalam hati.

“Akhh..,” Omar mengerang kesakitan saat sebuah pukulan mengenai perutnya dengan telak. Tubuhnya terlempar dan terhempas keras ke tanah. Omar berusaha bangkit dan membalas serangan Dasim. Omar memejamkan matanya dan menyilangkan kedua tangan di atas dada. Perlahan tubuhnya melayang di udara. Di suatu titik tertentu, tubuh Omar terhenti. Perlahan sebuah bola energi kecil berwarna kuning keemasan muncul dari atas kepala. Semakin lama, bola energi ini semakin membesar dan mampu menghisap segala benda yang ada di sekitarnya.

“Terimalah ini,” kata Omar singkat. Dihantamkannya sekuat tenaga bola energi yang berhasil dikumpulkannya dengan kecepatan tinggi. “Tepat sasaran!,” saat ia melihat bola ini mengenai Dasim. Manusia yang sudah berubah menjadi monster itu terseret sangat jauh. Kekuatan dahsyat dari bola energi ini mampu menghancurkan benda – benda yang dilewatinya dan diakhiri ledakan dahsyat. Dari kejauhan ledakan ini terlihat seperti jamur raksasa.

“Sudah berakhir sekarang,” Omar merasa lega kemudian turun setelah beberapa saat melayang. Tempat itu kini hancur tak terbentuk. “Sekarang aku harus pergi dari sini untuk menyelamatkan Thea.” Baru melangkahkan kaki beberapa langkah, Omar sudah harus terhenti. Ada sesuatu yang aneh dia rasakan. Di atas tanah, Omar melihat bayangan sesuatu. Semakin lama, bayangan ini semakin besar.

Omar memalingkan dirinya. Ternyata Dasim belum tewas. Bahkan, kini muncul kembali dengan bentuk yang lebih aneh. Tubuhnya dua kali berukuran lebih besar dan di sebelah kiri dan kanannya, beberapa pasang tangannya mengalami perubahan. Sebagian masih berbentuk tangan asli dan sebagian lagi bermetamorfosis menjadi seperti mata bor tajam yang berputar. “Ternyata aku harus lebih bekerja keras hari ini,” Omar kesal. “Aku takkan semudah itu dikalahkan karena aku abadi. Aku juga pastikan dirimu tidak akan bisa melihat lagi matahari esok hari,” Dasim mencoba meyakinkan musuhnya. “Mungkin adikmu bersama temannya kini sedang meregang nyawa di tangan Ifridz dan Kichiro. Jangan khawatir, kau juga akan segera menyusul mereka.” Sontak, Omar merasa cemas dan berharap adiknya baik – baik saja.

Matahari bersinar begitu teriknya. Hanya sedikit awan terlihat. Itupun hanya awan – awan tipis. Mereka menjadi saksi pertempuran lain antara Raheem dan Lock Man. Salah satu prajurit Lock Man, Iblis Mata Tiga, mencoba menyerang Raheem tapi gagal. Sebelum berhasil melukainya, Raheem mencekik Iblis Mata Tiga hingga sang iblis mengerang kesakitan dan mengeluarkan suara seperti orang kesulitan bernafas. Seiring semakin kencang Raheem mencekiknya, iblis ini berteriak dan lenyap. “Masih ada yang lain lagi?” nada Raheem seolah menantang.

Merasa dilecehkan, Lock Man mengeluarkan jurus yang lain. Kali ini, para prajurit iblisnya bergerombol untuk membentuk pusaran angin tornado. Bagian ujung tornado mendadak berubah arah. Ia seperti mengincar sesuatu yang tak lain adalah Raheem. Kini, Raheem berada di tengah pusaran tornado iblis dan terjebak di dalamnya. “Kembalilah kalian ke Dunia Kegelapan sekarang karena tugas kalian telah selesai,” perintah Lock Man. “Baik Tuan,” suara ini terdengar seperti gaung sehingga kurang jelas terdengar. Pusaran angin jahanam sedikit demi sedikit masuk ke dalam lubang hitam yang telah diciptakan Lock Man dari tongkat hexagon miliknya dan setelah semua iblis masuk ke dalamnya, lubang hitam menutup.

Tamat sudah. Ternyata, kekuatanmu hanya sampai di situ,” Lock Man menunjukkan keangkuhannya sebelum dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres.

Beberapa menit setelah Raheem tersedot,Tongkat Hexagon bergetar hebat. Setelah itu , terjadi retakan kecil di bagian tengahnya. Retakan ini semakin lama semakin memanjang. Ledakan dan percikan api mengiringi Raheem yang berhasil keluar. “ Bagaimana mungkin kau bisa keluar dari Dunia Kegelapan? Hargh,” Lock Man heran. “Dunia aneh yang tak menarik sekaligus membosankan, jadi kuputuskan keluar saja dari sana. Tapi aku sempat melakukan pemanasan sebentar dengan para iblis sebelum melawanmu,” Raheem berkata tanpa beban.

Kegeraman Lock Man semakin menjadi. “Kenapa kau tidak membusuk saja di dasar neraka!!,” ujarnya seraya menghantamkan tongkatnya. Dengan tenang, Raheem menahannya hanya dengan kedua jari tangan kanan. “Sekarang giliranku,” Raheem membalas. Keringat dingin keluar di sekitar wajah Lock Man ketika dia melihat bola energi terpancar tepat di depan wajahnya. Wajahnya terpaku dan badannya tak mampu ia gerakkan seperti terhipnotis. Dentuman keras membahana di padang pasir yang tandus dan membuat Thea siuman. Bersama sang gorila, Thea keluar dari dalam gua. “Raheem...,” ucapnya lirih.

Aksi balas membalas terjadi. Memanfaatkan kelengahan Raheem yang menatap matanya, Lock Man mengeluarkan sihir. Akibatnyapun fatal. Raheem tidak mampu bergerak. Perlahan – lahan tubuhnya membatu yang dimulai dari kaki kemudian naik sampai kepala. “Sekarang dirimu akan benar – benar berakhir,” Lock Man bersiap mengeluarkan senjata andalan. Sepasang pisau berbentuk kepingan bergerigi berukuran besar dilepaskan dan siap memotong tubuh Raheem. Pisau – pisau ini berputar secara vertikal dan beriringan di atas pasir.

Di saat mata pisau bergerigi siap menghabisi Raheem, terjadi suatu kejadian tidak terduga. Lock Man mengerang kesakitan. Mata saktinya ditusuk oleh Thea menggunakan tulang rusuk sisa fosil harimau yang ditemukannya di dalam gua. Seketika itu juga, pengaruh sihir menghilang dari tubuh Raheem. Raheem segera menyadari ada sepasang pisau bergerigi raksasa berputar yang mengarah padanya dan mencoba menahannya dengan membuat perisai pelindung. Pisau – pisau itu terus berputar sehingga menimbulkan percikan api ketika bergesekan dengan perisai pelindung. Lambat laun, kecepatannya berkurang dan berhenti. Begitu berhasil menahan dan menghentikannya, Raheem mengembalikan pisau mematikan itu pada Lock Man. Thea yang mengetahui hal tersebut, seketika menghindar dan sebaliknya Lock Man tidak menyadari dikarenakan matanya terluka dan tak mampu melihat. Ia memang sempat mendengar datangnya suara desingan senjata pamungkasnya itu namun semua sudah terlambat. Posisi sudah terlalu dekat dan terbelahlah tubuhnya menjadi beberapa bagian yang mengakibatkan dirinya tewas seketika.

“Syukurlah dirimu selamat, Raheem,” Thea memeluk Raheem. Nafasnya tersengal – sengal. “Terima kasih sudah menyelamatkanku untuk yang kesekian kalinya,” Raheem membalas pelukan Thea. “Sekarang marilah kita pergi dari sini dan membantu kakakmu.” Thea mengangguk. Sementara itu, jasad Lock Man yang tergeletak tak bertuan menjadi banyak butiran pasir dan hilang tersapu angin.

( TO BE CONTINUED )

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Language Translator

Popular Post

Follow My Twitter

Facebook Fans Page

Visitor Flag

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

ALEXA RANK

- Copyright © Cerita Fantasi dan Misteri (Fantasy and Mystery Story) -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -