Posted by : Mr. Benz Senin, 01 September 2014

“Kenapa dari tadi diam saja?” Raheem memperhatikan gadis yang ada di sebelahnya.”Teringat kakakmu?” ia mengira – ngira. Saat itu, mereka sedang menumpang sebuah truk bak terbuka yang mereka temui sesaat setelah keluar dari hutan. “ Kakakku adalah satu – satunya keluargaku yang tersisa setelah ayah dan ibu kami tewas saat terjadi gempa bumi dan tsunami di desa kami tiga belas tahun yang lalu. Kemudian, datanglah Nyonya Anne menyelamatkan dan merawat kami. Beliau mengajari kami berbagai ilmu bela diri dan mengirim kami ke Riweild,sekolah miliknya. Selain itu, beliau sudah menganggap kami seperti anaknya sendiri.”

Raheem mengangguk – angguk tanda mengerti. “Sebagai balas jasa kepada Nyonya Anne, Kami mengabdikan diri padanya hingga kini. Omar sangat menyayangiku dan rela mengorbankan segalanya demi kebahagiaan dan keselamatanku. Pernah suatu saat, diriku hampir tewas tatkala menghadapi Wormsand, si cacing tua raksasa dan ia datang menyelamatkanku hingga kehilangan sebelah matanya.Hari ini, peristiwa yang sama terjadi lagi. Aku hanya bisa berharap bahwa dia akan selamat dan menyusul kita.”

“Tunggu sebentar,” Raheem memotong pembicaraan Thea.”Kenapa aku tidak bertemu dengan kalian saat aku dan nenekku berkunjung ke Homs dua tahun yang lalu?” Gadis berambut sepunggung itu tersenyum. “ Itu karena kau terlalu sibuk mengamati Nyonya Anne yang misterius sehingga kau tak sempat mengamati lingkungan di sekitarmu,” sebuah ledekan yang cukup membuat mereka berdua tertawa. Langit semula biru berubah menjadi jingga tanda hari beranjak senja. Truk yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah penginapan. “ Kita bermalam di sini sebelum melanjutkan perjalanan besok,” keduanya berjalan menuju pintu masuk penginapan yang terlihat cukup ramai sore itu. Saat baru menggerakkan kaki beberapa langkah, terdengar suara dari handy talky yang ada di dalam tas.

“ Thea! Di mana kau sekarang?!”

“ Ahh, Kakak! Kau berhasil selamat?Kita sekarang berada di hotel...Blue Moon di Kota Napelez dan kita baru saja sampai.”

“ Baiklah, aku akan menyusulmu ke sana.Tunggu aku!”

Dasim lantas memutus kontaknya dengan Thea. “Bagus, tikus sudah masuk perangkap. Sekarang kita segera berangkat ke sana,” Dasim menginstruksikan para anak buahnya. Handy talky yang sedari tadi dipegangnya dibuang ke tanah dan diinjaknya hingga hancur. Sementara itu, Thea merasa girang karena kakaknya selamat, namun ia tak menyadari bahwa tindakannya membawa mereka dalam bahaya. Dua jam berlalu dan hari sudah beranjak malam. Kafe yang terletak di sebelah penginapan sangat ramai. Raheem dan Thea terlihat sedang berbincang di antara bisingnya kafe dengan alunan musik dan tawa para pengunjung.” Dapatkah kamu memberitahuku sebenarnya benda apa yang ada di dalam kotak emas ini hingga orang – orang itu berkepentingan untuk memilikinya? Sebelum nenekku meninggal, aku pernah menanyakannya, tetapi dia enggan memberitahunya, ” Raheem penasaran ingin tahu. “Maaf, aku juga tidak bisa memberitahumu. Hal itu biarlah Nyonya Anne yang menceritakannya padamu,” Thea menolak dengan halus. “ Aku mohon padamu. Aku tidak ingin mati sia – sia demi mempertahankan sebuah kotak yang aku sendiri tidak tahu apa isinya dan itu konyol sekali,” pemuda itu mencoba meyakinkan. Gadis yang ada di hadapannya menarik nafas panjang dan tidak bisa berbuat banyak. Sepertinya dirinya tak punya pilihan lain.

“ Baiklah kalau itu maumu. Benda yang ada di dalam kotak ini adalah Azwad, sebuah batu berwarna hitam legam yang mengandung sumber energi terbesar di muka bumi. Nama batu ini pertama kali disebut dalam sebuah cerita yang menyebutkan bahwa batu ini berasal dari surga.Awalnya, batu ini berwarna sangat putih bersih namun karena dosa umat manusia warnanya berubah menjadi hitam. Kemudian, oleh salah satu Utusan Tuhan yang ada di bumi, batu itu dipasang pada bangunan persegi yang disebut Kaba berabad – abad yang lalu. Namun, tak ada satupun orang tahu lokasi pasti bangunan ini hingga ilmuwan dari Bangsa Ibran yang serakah berhasil menemukan lokasi bangunan itu berdasarkan riset arkeologi yang mereka lakukan selama bertahun – tahun,” sejenak Thea menghentikan ceritanya dan mengambil gelas berisi jus jeruk di hadapannya. “Cerita yang luar biasa,” rasa takjub menjalari seluruh bagian tubuh Raheem.

Gelas itu ditaruhnya kembali ke atas meja dan melanjutkan cerita yang sempat terputus. “ Bangsa Ibran yang dipimpin oleh Dasim berhasil menuju lokasi bangunan Kaba dan mengambilnya dengan paksa dan membunuh orang – orang yang ada di sana. Hingga salah satu tetua yang ada disana sebelum ajal menjemput, mengutuknya dengan mengatakan bahwa semoga suatu saat akan datang seseorang yang akan membalas semuanya dan mengembalikan Azwad ke tempatnya semula,”ujarnya dengan mata menerawang.

“Lalu, bagaimana Azwad bisa sampai ke tangan nenekku?” Raheem semakin penasaran. “ Setelah mendapatkan Azwad, Bangsa Ibran memanfaatkannya untuk menciptakan Iron Dome sebagai perisai pelindung. Selain itu, mereka juga menciptakan senjata pemusnah massal untuk menjajah negara – negara di sekitarnya. Suatu saat, salah satu prajuritnya yang bernama Mikhail merasa bersalah terhadap orang – orang yang sudah dibunuhnya selama ini dan dia sudah muak dengan apa yang sudah dilakukan bangsanya. Ia tahu, bangsanya akan melemah jika ia mencuri batu ini. Akhirnya, ia berhasil mengambilnya dan membawanya lari dari Ibran sehingga ia menjadi buronan. Dalam pelariannya, Mikhail bertemu dengan wanita bernama Nania dan menikah. Dari pernikahannya ini lahirlah seorang bayi laki – laki yang tak lain adalah ...dirimu,” keringatnya bercucuran saat mengungkapkan fakta ini karena takut membuat kawan yang baru dikenalnya ini terkejut.

“Apa?! Jadi ayahku..ayahku dulunya adalah prajurit Bangsa Ibran yang bengis itu?!”, teriakan keterkejutannya membuat seluruh pengunjung menoleh ke arahnya. “ Ssshh..!! Reaksimu jangan berlebihan di sini! Jangan menimbulkan kecurigaan yang berlebihan, oke?” Thea mengingatkan. “Di dalam darahku..darahku..mengalir darah seorang pembunuh!!,” raut penyesalan muncul di wajahnya. “Jangan salahkan ayahmu! Dia sudah berubah dan menunjukkan penyesalan. Aku sudah memberitahumu tentang itu bukan?” Thea menggenggam tangan Raheem mencoba menenangkannya. “ Beberapa minggu sebelum nenekmu jatuh sakit, ia merasakan kehadiran beberapa orang asing yang mencoba memata – matainya dan ia tahu mereka berasal dari Ibran dan datang untuk batu itu. Ia sendiri tidak tahu mengapa mereka bisa melacak keberadaan Azwad. Lalu, ia menghubungi Nona Anne dan mengatakan akan mengirimmu untuk mengamankannya di Homs. Jadilah Nona Anne memintaku untuk mengawal perjalananmu.”

Raheem lemas seketika. Direbahkannya badannya ke kursi sambil menutup mukanya. “ Oh, Tuhan,”katanya pendek. “Sekarang aku sudah memberitahumu semuanya. Aku berharap kamu bisa menerimanya. Aku akan pergi sebentar dan kamu jangan pergi ke mana - mana ,” Thea berpesan.

“Kau mau ke mana?”

“Aku akan ke toilet sebentar. Jika kau melihat kakakku, cepat panggillah dia.”

“Baiklah. Aku mengerti.”

Beberapa menit setelah Thea ke toilet, pintu kafe terbuka dan masuklah beberapa orang dengan tatapan dingin melihat ke sekeliling. Kafe yang semula riuh mendadak terdiam. Para pengunjung sangat ketakutan dengan kedatangan Dasim dan anak buahnya. Dilihatnya ke arah sekeliling dan tanpa disengaja ia melihat Raheem sedang minum sendirian di meja yang letaknya di pojok. Raheem sangat terkejut saat ia mengetahui identitas orang – orang yang mendekatinya. “Hai, suatu kejutan kita bisa bertemu di sini,” Dasim tersenyum dan menepuk pundaknya.

Sementara itu, Thea keluar dari toilet dan secara tidak sengaja ia mendengar keributan di ruang utama kafe. Khawatir dengan keadaan Raheem, ia segera berlari untuk memastikan.Ternyata, pemuda itu sudah tidak ada di tempatnya. Salah seorang petugas keamanan yang terluka memberitahu Thea kalau beberapa orang berpenampillan aneh membawa seorang remaja secara paksa dan memasukkannya ke dalam sebuah mobil. “ Ke arah mana mobil itu pergi?” Thea panik. “ Ke arah barat..mobil itu berjenis SUV warna putih,” petugas keamanan itu kemudian pingsan. Dengan mobil pengunjung yang ia rampas, ia berusaha mengejar mereka. “ Dasim brengsek!!” Thea memukul – mukul setir mobilnya. Dipacunya mobil itu dengan kencang dengan harapan masih ada kesempatan untuk mengejar mobil yang membawa Raheem.

( TO BE CONTINUED )

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Language Translator

Popular Post

Follow My Twitter

Facebook Fans Page

Visitor Flag

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

ALEXA RANK

- Copyright © Cerita Fantasi dan Misteri (Fantasy and Mystery Story) -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -